REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan proyeksi pemulihan global yang dibuat oleh badan tersebut "parsial dan tidak merata".
Dalam sebuah konferensi video, Georgieva melakukan beberapa evaluasi terkait perekonomian dunia di masa pandemi Covid-19.
"Kami mengamati beberapa tanda pemulihan dalam ekonomi dunia," kata dia sekaligus mencatat prospek sejumlah negara maju yang tak seburuk yang diperkirakan.
Namun, dia memperingatkan bahwa mayoritas pasar negara berkembang dan negara berkembang, tidak termasuk China belum menunjukkan perbaikan nasib.
"Bahkan beberapa akan mengalami penurunan," kata Georgieva.
"Kami akan terus memberikan dukungan sampai kami melihat ekonomi membaik. Kami berada pada titik di mana kami dapat mengatakan bahwa ekonomi dunia akan kehilangan 12 triliun dolar AS tahun ini dan tahun depan."
Dia menegaskan kembali bahwa beberapa negara akan membutuhkan restrukturisasi untuk menurunkan utang.
"Saya minta transparansi utang sebagai prioritas. Kalau kita tahu tingkat utang, masalah ini akan lebih mudah ditangani," kata dia lagi.
Pejabat IMF itu mengatakan krisis ini menyadarkan dunia untuk membangun ketahanan untuk masa depan yang berarti berinvestasi dalam pendidikan, sumber daya manusia, sistem kesehatan, dan sistem perlindungan sosial.