Kamis 10 Sep 2020 17:50 WIB

ASEAN dan Kanada Bahas Kesetaraan dan Pemberdayaan Perempuan

ASEAN dan Kanada menggunakan pendekatan multilateralisme dalam merespons pandemi

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menghadiri konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para menlu ASEAN dan Kanada, Kamis (10/9). Dalam pertemuan tersebut, Retno menekankan dua poin utama dalam menghadapi pandemi.

"Pertama, ASEAN dan Kanada harus menjadi pemimpin dalam menjaga multilateralisme selama pandemi," ujar Menlu Retno dalam pengarahan media usai pertemuan secara virtual, Kamis.

Baca Juga

Sejak awal pandemi, Menlu Retno dan Menlu Kanada berada dalam satu kelompok yang sama, yang di mana kelompok tersebut memiliki tujuan menggunakan pendekatan multilateralisme dalam merespons pandemi. Menurutnya, multilateralisme merupakan platform yang penting untuk menjawab tantangan dunia, termasuk pada saat menghadapi waktu sulit seperti pandemi ini.

"Dengan alasan inilah, Indonesia pada April lalu telah menginisiasi resolusi sidang umum PBB yang mendukung peran sentral PBB dalam merespons Covid-19," ujar Menlu Retno. Menurutnya, prinsip akses setara terhadap vaksin yang aman dan harga yang terjangkau menjadi salah satu bagian penting dari prinsip multilateralisme di masa pandemi.

"Indonesia mengajak Kanada untuk terus memberikan dukungan terhadap inisiatif seperti itu, dan kita terus mendukung multilateralisme dalam membangun upaya untuk memperoleh vaksin," ujarnya.

Selain itu, dalam pertemuan ASEAN - Kanada, Menlu Retno menitikberatkan untuk terus memajukan pemberdayaan perempuan termasuk dalam konteks pemulihan ekonomi di masa krisis seperti saat ini. "Tugas kita semua terus membantu kaum perempuan untuk menyalurkan potensinya. Dukungan terhadap UMKM termasuk yang dimiliki dan dijalankan oleh kaum perempuan akan menjadi bagian dalam pemulihan ekonomi," ujarnya.

Indonesia juga mengajak Kanada untuk terus bermitra dalam isu pemajuan perempuan. Dalam kesempatan tersebut, Retno mengapresiasi dukungan Kanada bagi implementasi Canada-OECD Project on ASEAN SMEs (COPAS) 2016- 2020 dengan nilai 11 juta dolar Kanada.

Kanada telah menyampaikan komitmen sebesar 9.1 juta dolar Kanada untuk implementasi Plan of Action ASEAN-Canada 2021-2025, yang antara lain akan difokuskan pada kerja sama demokrasi, menangkal serangan dunia maya, dan penanganan migran ilegal. 

Rencana kerja itu telah diadopsi dalam pertemuan. Dalam pernyataan kerja sama bilateral, Indonesia menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Kanada terhadap Resolusi DK PBB nomor 2538 yang diinisiasi oleh Indonesia mengenai perempuan dan misi perdamaian PBB.

"Indonesia dan Kanada akan melanjutkan kerja sama dalam isu pemberdayaan perempuan dan saya kira sudah sejak cukup lama Indonesia dan Kanada terus melakukan atau meningkatkan kerja sama terkait dengan pemberdayaan perempuan," kata Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement