Kamis 10 Sep 2020 18:21 WIB

China Kecam Keputusan AS Cabut Visa Seribu Warganya

China menuding keputusan AS mencabut visa warganya sebagai diskriminasi rasial

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera China-Amerika. China mengecam keputusan AS mencabut visa seribu warganya
Foto: washingtonote
Bendera China-Amerika. China mengecam keputusan AS mencabut visa seribu warganya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengecam keputusan Amerika Serikat (AS) mencabut visa untuk lebih dari seribu warganya. Beijing menilai apa yang dilakukan Washington merupakan diskriminasi rasial.

Dilaporkan laman Sputnik, Kamis (10/9), Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China mengatakan pencabutan visa bagi seribu warganya oleh AS merupakan "penganiayaan politik yang mencolok". Juru bicara Kemlu Cina Zhao Lijian turut mengomentari tentang motivasi AS melakukan hal demikian, yakni mencegah masuknya mahasiswa dan peneliti asal negaranya yang dapat menimbulkan risiko keamanan.

Baca Juga

Menurut Zhao langkah AS telah melanggar hak asasi para mahasiswa terkait. China mengindikasikan akan mengambil tindakan balasan untuk merespons hal tersebut. AS telah mencabut visa untuk lebih dari seribu warga China.

"Mulai 8 September 2020, Departemen telah mencabut lebih dari 1.000 visa warga negara China yang ditemukan tunduk pada Proklamasi Presiden 10043 sehingga tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS pada Rabu (9/9).

Proklamasi Presiden 10043 dirilis Donald Trump pada 23 Mei lalu. Hal itu menjadi bagian dari respons AS terhadap pembatasan demokrasi oleh China di Hong Kong. Menurut juru bicara Deplu AS, mahasiswa pascasarjana dan peneliti China terkategori "berisiko tinggi" dan tak memenuhi persyaratan perolehan visa hanya segelintir kecil. Mahasiswa dan cendekiawan yang sah akan terus disambut di AS.

Sebelumnya, Plt Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Chad Wolf mengungkapkan AS telah memblokir visa mahasiswa pascasarjana dan peneliti tertentu asal China. Hal itu dilakukan karena mereka diduga terkait dengan strategi fusi militer China. Pencegahan agar mereka tak menginjakkan kaki di AS diambil agar tak ada pencurian data atau penelitian sensitif dilakukan.

Sekitar 360.000 warga negara China belajar di AS. Hal itu mendatangkan pendapatan yang signifikan bagi perguruan tinggi di Negeri Paman Sam. Namun, pandemi Covid-19 telah sangat mengganggu kembalinya para pelajar dan mahasiswa ke kampus pada semester musim gugur ini. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement