REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Angkatan bersenjata Iran pada Kamis memulai latihan militer skala besar di perairan selatan negara itu di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat.
Latihan militer Zulfiqar-99, yang berlangsung selam tiga hari, melibatkan angkatan darat, laut, udara, kekuatan pertahanan udara dan sejumlah senjata yang baru dikembangkan. Latihan skala besar itu digelar di wilayah seluas lebih dari 2 juta kilometer persegi, yang meliputi perairan timur Selat Hormuz, Laut Oman, pantai Makran dan Samudera Hindia bagian utara dengan tema "keamanan berkelanjutan di bawah kekuatan pencegah."
Latihan dimulai pada Kamis pagi (10/9) dengan kapal permukaan dan bawah permukaan, penerbangan udara dan laut, serta sistem radar dan rudal di bawah komando Pangkalan Angkatan Darat Zulfiqar. Tujuan dari latihan tersebut adalah untuk menguji rencana taktis ofensif dan defensif negara guna melindungi perairan teritorial Iran di tengah ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut.
Banyak insiden terjadi kawasan Teluk Persia, yang melibatkan kapal-kapal Iran dan AS dalam beberapa bulan terakhir dan terkadang mengarah pada konfrontasi. Kedua negara secara bergantian melancarkan "pukulan" sejak Mei 2018, ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan dari kesepakatan nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi.
Selama dua tahun, latihan militer Iran telah menjadi fitur rutin, yang diyakini para ahli sebagai ajang "unjuk kekuatan" kepada musuh-musuhnya. Menurut Laksamana Muda Habibollah Sayyari, wakil kepala militer Iran, latihan yang terbaru ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan militer di bidang pertahanan laut, udara dan darat.
“Keamanan di Asia Barat dan jalur perairan strategisnya membutuhkan kerja sama keamanan dalam negeri dari semua negara kawasan dan mencegah kehadiran asing di perairan regional,” kata Sayyari.
Selama latihan, drone jarak jauh Iran Simorq akan diuji dalam operasi tempur melawan kapal musuh tiruan selain dari misi pengintaian.
Tentara Iran baru-baru ini menguji berbagai macam rudal dan senjata yang baru dikembangkan dalam latihan militer besar-besaran, termasuk dalam latihan Great Prophet 14 di Teluk Persia pada Juli.
Sirous Amerian, seorang analis keamanan Timur Tengah, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa latihan militer tahunan ini penting bagi Iran dalam beberapa waktu terakhir.
"Ini adalah ajang unjuk kekuatan dan kesiapan pada saat mereka (Teheran) terlihat lemah," ujar dia.
Amerian menambahkan bahwa fase kesabaran strategis Iran telah berakhir.