REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Asap hitam tebal kembali mewarnai langit Lebanon, Kamis (10/9). Sebuah kebakaran terjadi di pelabuhan Beirut tepat sebulan pascaledakan besar yang menghancurkan fasilitas pelabuhan dan daerah sekitarnya.
Sumber militer mengatakan, indikasi awal kobaran api dimulai ketika minyak goreng di area pelabuhan terbakar dan menyebar ke gudang ban. Saat itulah api mulai menjilati tumpukan ban di gudang yang hancur.
Helikopter tentara menjatuhkan air ke dalam kobaran api dan petugas pemadam kebakaran memadamkan api di bawah.
Gubernur Beirut, Marwan Abboud, mendesak warga tidak mendekati pelabuhan untuk menjaga keselamatan mereka, dan tidak menghalangi pekerjaan petugas pemadam kebakaran.
Menurut Letnan Satu di Brigade Pemadam Kebakaran Beirut, Michel Al-Murr, kebakaran terjadi di sebuah gedung penyimpanan ban dan oli di area bebas pajak pelabuhan.
"Kami belum tahu penyebab kebakaran, tapi prioritas kami adalah segera memadamkan api," kata Al-Murr dilansir dari Arab News pada Jumat (11/9).
Petugas pemadam kebakaran ditunjukkan dalam tayangan televisi memadamkan api pelabuhan yang dikelilingi oleh sisa-sisa gudang yang hancur dalam ledakan bulan lalu.
Menurut stasiun TV Lebanon, mengutip para pekerja di pelabuhan Beirut mengatakan bahwa pekerjaan sedang dilakukan untuk membuka bagian dalam salah satu hanggar Pusat Kargo Beirut untuk memindahkan semua barang yang tersisa dan membersihkan tempat tersebut. Pada saat mereka memotong pintu besi menggunakan mesin pemotong saat itulah percikan api menyebabkan kebakaran di gudang.
Kebakaran itu memicu kekhawatiran di antara warga Lebanon yang masih terhuyung-huyung akibat ledakan yang menghancurkan di sisi dermaga yang merusak ibu kota bulan lalu. Ledakan pada 4 Agustus itu menewaskan lebih dari 190 orang, melukai sekitar 6.500 orang dan merusak ribuan bangunan di ibu kota Lebanon.