REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Uni Eropa resmi memperpanjang sanksi untuk pelanggaran wilayah Ukraina selama enam bulan lagi. Sanksi itu termasuk pembatasan perjalanan dan pembekuan aset yang menargetkan sebanyak 175 orang dan 44 entitas.
Dengan keputusan terbaru tersebut, sanksi akan diperpanjang hingga 15 Maret 2021. UE memperkenalkan langkah-langkah pembatasan pada 2014 sebagai tanggapan atas tindakan yang "merusak atau mengancam integritas teritorial, kedaulatan, dan kemerdekaan Ukraina".
Pada Juni, para menteri Uni Eropa menyetujui dua rangkaian sanksi yang berbeda terkait krisis Ukraina. Sanksi ekonomi pada sektor keuangan, energi, dan pertahanan Rusia diperpanjang karena Moskow enggan menerapkan perjanjian Minsk untuk gencatan senjata di Ukraina Timur.
Dalam keputusan terpisah, UE juga memperpanjang sanksi ekonominya terhadap Krimea dan Pelabuhan Sevastopol.
Ukraina juga menuding Kremlin bertanggung jawab atas kekerasan separatis di Ukraina Timur, dekat perbatasan dengan Rusia. Menurut PBB, sekitar 13.000 orang tewas dalam konflik tahun lalu, di mana seperempat dari mereka warga sipil dan sebanyak 30.000 lainnya luka-luka.