REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India diyakini bakal segera merampungkan pembelian sistem rudal S-400 dari Rusia. Hal itu mengingat meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan dengan China.
Pada 2018, India menandatangani kesepakatan pembelian lima resimen S-400 senilai 5,43 miliar dolar AS dari Rusia. Namun pelaksanaannya belum dilakukan. Salah satu faktornya penyebabnya adalah adanya undang-undang (UU) sanksi Amerika Serikat (AS) yang dikenal dengan Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CATSAA).
UU tersebut memberi kewenangan bagi Pemerintah AS untuk menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang menjalin transaksi pertahanan serta intelijen dengan Iran, Korea Utara (Korut), dan Iran. Namun karena tensi dengan China kian memanas, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh baru-baru ini mendesak Rusia mempercepat pengiriman sistem rudal S-400. India seharusnya menerima pengiriman sistem S-400 pada Desember 2021.
Sistem rudal S-400 disebut lebih unggul dibandingkan US Patriot. Para ahli percaya bahwa S-400 dapat mendeteksi dan menembak jatuh target termasuk rudal balistik, jet musuh serta pesawat nirawak (drone) hingga jarak 600 kilometer, pada ketinggian antara 10 meter dan 27 kilometer. S-400 dapat melesat dengan kecepatan maksimum 17 ribu kilometer per jam, sedangkan US Patriot hanya 5.000 kilometer per jam.
“Kami tidak mempertaruhkan hubungan bilateral kami dengan AS dengan kesepakatan ini. Ini adalah pemahaman yang jelas bahwa mereka tidak memiliki sistem komparatif terhadap S-400. Presiden AS memiliki ketentuan untuk memberikan pengabaian, dan kemungkinan besar India akan menerimanya,” kata Ajai Shukla, seorang analis pertahanan dan mantan perwira militer yang memimpin resimen tank paling elite di India, dikutip laman Anadolu Agency, Jumat (11/9).
Menurut Pemerintah Rusia, dengan sistem radar yang kuat, S-400 dapat menangkap lebih dari 300 objek udara. Ia bahkan bisa memprioritaskannya sesuai persepsi ancaman dan menghancurkan setidaknya 30. “S-400 terbukti bisa menjadi pengubah permainan total. Ini adalah sistem pertahanan udara terintegrasi dengan jangkauan bervariasi dari 40 hingga 400 kilometer,” ujar Komandan Wing (Purnawirawan) Amit Ranjan Giri, seorang pilot pesawat tempur veteran Angkatan Udara India.
Girl mengatakan sistem S-400, jika dikerahkan, di sepanjang perbatasan akan memberi India jangkauan radar 600 kilometer dengan opsi menembak jatuh pesawat yang masuk 400 kilometer dari wilayahnya. Belarus adalah pembeli asing pertama yang membuat kesepakatan S-400 dengan Rusia pada 2011. China kemudian mengikuti pada 2014 dan Turki pada 2017.