REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan mengumumkan akan melonggarkan kebijakan social distancing atau menjaga jarak sosial yang selama ini dipakai untuk menghindari risiko penularan Covid-19, Ahad (13/9). Pelonggaran itu akan dilakukan selama dua pekan ke depan di daerah metropolitan Seoul yang padat penduduk.
Pemerintah telah mencabut larangan makan di tempat setelah jam 21.00 waktu setempat. Namun demikian, pemerintah masih mewajibkan restoran dan kafe untuk membatasi tempat duduk dan mencatat nama dan detail kontak pelanggan.
Sementara, fasilitas rekreasi seperti gym dan kafe internet juga diizinkan untuk dibuka kembali. Itu disebut pembatasan fase dua, pertemuan di dalam ruangan dibatasi hingga 50 orang dan pertemuan di luar ruangan hingga 100, sementara penonton dilarang menghadiri acara olahraga.
Otoritas kesehatan mengatakan, pelonggaran akan berkontribusi pada pembukaan kembali ekonomi. Keputusan itu dilakukan sebelum kembali ke pedoman yang lebih ketat selama dua pekan lagi mulai 28 September selama liburan Chuseok.
"Setelah peninjauan menyeluruh atas situasi baru-baru ini dan pendapat ahli, pemerintah bermaksud untuk menyesuaikan jarak sosial ke tahap dua di wilayah Seoul selama dua minggu," ujar Perdana Menteri Chung Sye-kyun pada pertemuan pejabat pemerintah yang disiarkan televisi.
Jumlah infeksi Covid-19 terus turun ke level 100-an setelah pemerintah Korsel memberlakukan pembatasan jarak sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir Agustus. Namun demikian, kasus-kasus baru kembali melonjak pekan lalu ketika kelompok-kelompok kecil muncul.
"Jumlah infeksi harian masih belum turun menjadi dua digit dan ini belum merupakan situasi di mana tindakan dapat dikurangi secara signifikan, karena jalur penularan satu dari empat orang tidak dapat dilacak," kata Chung.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 121 kasus baru infeksi virus corona baru pada tengah malam pada Sabtu (12/9). Angka itu menjadikan total infeksi di seluruh negara menjadi 22.176, dengan 358 kematian.