REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Uni Eropa menyambut baik pembentukan hubungan diplomatik antara Bahrain dan Israel yang ditengahi AS menyusul perjanjian serupa Israel dan Uni Emirat Arab. Uni Eropa menekankan komitmen berkelanjutan untuk mempromosikan solusi dua negara yang diperjuangkan PBB terkait konflik Israel-Palestina.
"Uni Eropa menyambut baik pengumuman pembentukan hubungan diplomatik antara Kerajaan Bahrain dan Israel," kata pernyataan yang dirilis Dewan Eropa, sebagaimana dilansir di Sputnik News, Ahad (13/9).
Brussel mengakui peran Amerika Serikat dalam memfasilitasi ini dan perjanjian penting serupa antara Israel dan Uni Emirat Arab. Hal ini menggambarkan bahwa AS memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
Uni Eropa juga mengingatkan kembali Deklarasi 15 Agustus 2020 dan posisi lamanya bahwa penyelesaian komprehensif konflik Arab-Israel membutuhkan pendekatan dan keterlibatan regional yang inklusif dengan kedua pihak. Uni Eropa tetap teguh dalam komitmennya untuk negosiasi dan perundingan.
Solusi di antara Palestina dan Israel harus dibangun di atas parameter yang disepakati secara internasional. "Uni Eropa menegaskan kembali kesiapannya untuk mendukung Israel dan Palestina dalam upaya mereka melanjutkan negosiasi yang berarti tentang semua masalah status akhir," kata pernyataan tersebut.
Jumat kemarin, Raja Hamad bin Isa Al Khalifa dari Bahrain secara resmi setuju untuk mengakui Negara Israel dalam percakapan telepon trilateral dengan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Bahrain menjadi negara Arab keempat yang mengakui Israel, setelah Mesir pada 1979, Yordania pada 1994, dan UEA baru-baru ini. Pada 13 Agustus, Israel dan Uni Emirat Arab setuju untuk menormalisasi hubungan, yang antara lain mengharuskan Israel menghentikan rencana pencaplokannya di Tepi Barat.
Kedua negara berencana untuk menandatangani berbagai kesepakatan kerjasama di bidang investasi, pariwisata, keamanan dan bidang lainnya dalam beberapa minggu mendatang. AS mengharapkan negara-negara lain di kawasan itu untuk mengikuti jejaknya.
Palestina telah meminta sesama negara Arab untuk mempertimbangkan kembali pengakuan Israel, yang, pada gilirannya, belum mengakui negara Palestina. PBB mendukung apa yang disebut solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Hidup berdampingan secara damai dari dua negara berdaulat dalam perbatasan yang dapat diterima bersama.