REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pinjaman sebesar 1,5 miliar dolar AS kepada Belarus pada Senin (14/9). Pinjaman ini merupakan isyarat dukungan Putin untuk Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang sedang menghadapi kecaman di dalam negeri.
Lukashenko terbang ke Rusia untuk meminta bantuan kepada Putin setelah terjadi aksi protes besar-besaran di Belarusia selama lima pekan, yang menuntut pengunduran dirinya. Lukashenko bertemu dengan Putin di sebuah resor di Sochi.
"Pertama-tama, saya ingin berterima kasih secara pribadi dan semua orang Rusia, saya tidak akan menyebutkan mereka yang terlibat dalam mendukung kami selama masa pasca-pemilihan," kata Lukashenko.
Lukashenko tiba di Sochi untuk bertemu Putin pada Senin ketika protes berlanjut di seluruh Belarusia untuk menuntut akhir pemerintahannya. Protes berlangsung setelah pemilihan pada 9 Agustus yang penuh kontroversi.
Pesawat Lukashenko mendarat di wilayah Laut Hitam sehari setelah polisi menangkap 774 orang pada unjuk rasa anti-pemerintah di seluruh Belarusia, termasuk 500 orang di ibu kota, Minsk. Lukashenko mengatakan dia sangat berterima kasih atas dukungan Moskow terhadap dirinya dan Belarusia.
Jumlah pinjaman yang diberikan oleh Moskow sedikit melebihi cadangan emas dan devisa Belarusia senilai 1,4 miliar dolar AS, yang telah digelontorkan untuk mendukung mata uang rubel. Seorang analis politik Rusia, Fyodor Lukyanov, mengatakan pinjaman itu adalah dorongan yang signifikan bagi Lukashenko, karena saat ini negaranya tidak memiliki sumber uang.
"Saat ini Minsk tidak memiliki sumber uang selain Moskow. Baginya, ini adalah tujuan utamanya, yakni mendapatkan pinjaman baru. Mengingat bahwa mereka memberinya uang dan secara aktif bekerja sama dengannya, (itu menunjukkan) Moskow berpikir akan tetap berkuasa, setidaknya untuk saat ini," ujar Lukyanov.
Barat bertindak hati-hati dalam menyikapi konflik yang terjadi di Belarusia, karena intervensi Rusia. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah melakukan panggilan telepon kepada Putin dan menyerukan solusi damai serta menghormati keinginan rakyat Belarusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Rusia akan menarik petugas penegak hukum dan penjaga nasional yang ditempatkan di dekat perbatasan. Namun mereka siap untuk campur tangan jika situasi di Belarusia tidak terkendali.
Langkah ini mengisyaratkan keinginan Moskow untuk menekankan dukungan finansial bagi Belarusia. Namun Putin mengatakan kerja sama pertahanan antara Moskow dan Belarusia akan terus berlanjut.
“Kami ingin Belarusia sendiri, tanpa desakan dan tekanan dari luar, untuk menyelesaikan situasi ini dengan cara yang tenang dan melalui dialog serta menemukan solusi bersama,” kata Putin.