REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kanada dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mendorong dimulainya negosiasi untuk Kesepakatan Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA) antara kedua pihak guna mempermudah dan meningkatkan kegiatan perdagangan.
Dalam sebuah dialog virtual terkait FTAantara ASEAN dan Kanada yang digelar dari Jakarta, Selasa, Duta Besar RI untuk Kanada, Abdul Kadir Jailani menjelaskan bahwa pada konsultasi tingkat Menteri Perekonomian antara negara-negara anggota ASEAN dan Kanada yang ke-9 pada akhir Agustus lalu, para menteri telah menugaskan pejabat masing-masing untuk mengembangkan dokumen referensi.
“(Dokumen tersebut) Untuk mengidentifikasi kemungkinan tujuan-tujuan FTA, elemen/bagian yang diajukan, termasuk kemungkinan tingkat ambisi untuk masing-masing area konvergensi dan perbedaan, serta pertimbangan yang relevan lainnya,” ujar Dubes Jailani.
Dia juga menyinggung keuntungan dari dimulainya negosiasi FTA antara kedua pihak dan mengatakan bahwa hasil studi kelayakan yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Institut Riset Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA) menunjukkan hal serupa. Terkait tingkat ambisi dari negosiasi FTA tersebut, dia menjelaskan bahwa kesepakatan ekonomi itu harus komprehensif dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
“Perjanjian Kerja sama Perdagangan Bebas dapat cukup ambisius dan apabila memungkinkan, berangkat berdasarkan komtimen-komitmen dan FTA ASEAN yang sudah ada sebelumnya,” kata Jailani, yang juga menyebut ASEAN, Australia, New Zealand FTA (AANZFTA) yang dapat digunakan sebagai benchmark.
Selain itu, dia juga menyebut pengurangan substansial atas non-tariff measures, pelonggaran dalam jasa, pelonggaran dan perlindungan investasi, promosi fasilitasi perdagangan, serta pengaturan standard an norma-norma, sebagai bagian dari tingkat ambisi tersebut.
Sementara itu, Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Cameron Mackay mengatakan dalam kesempatan yang sama, bahwa ASEAN dan Kanada telah berdiskusi tentang negosiasi kesepakatan perdagangan bebas selama beberapa tahun terakhir.
“Saya rasa diskusi hari ini telah menunjukkan keuntungan-keuntungan dari memulai negosiasi tersebut, dan menyelesaikannya sesegera mungkin,” ujar Dubes MacKay.
Dia pun menggarisbawahi pentingnya perjanjian kerja sama perdagangan bebas di tengah upaya negara-negara untuk memulihkan ekonomi yang melambat akibat pandemi Covid-19.
“Kita perlu bergerak cepat ke depan karena negosiasi antara Kanada dan ASEAN telah tertunda beberapa tahun dan kita harus terus bekerja menuju tujuan ini, namun di saat yang sama, saya rasa Indonesia dan Kanada juga perlu mulai secara aktif menjajaki kemungkinan kesepakatan perdagangan bebas bilateral apabila kita tidak bisa melanjutkan kesepakatan ASEAN-Kanada,” kata MacKay.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Dubes Abdul Kadir Jailani pun sempat menunjukkan keinginan pemerintah Indonesia untuk segera memulai negosiasi untuk kesepakatan bilateral tersebut dengan Kanada.
Selain Dubes Abdul Kadir Jailani dan Cameron MacKay, turut hadir sejumlah pembicara lain dalam diskusi tersebut, termasuk Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI, Jose Tavares, Dirjen Negosiasi Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Iman Pambagyo.