REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku cukup yakin Arab Saudi akan mengikuti jejak Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) dalam melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Dia mengklaim telah melakukan pembicaraan dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Trump berpendapat Saudi akan melakukan normalisasi dengan Israel "pada waktu yang tepat". "Kami memiliki banyak negara lain yang akan bergabung dengan kami, dan mereka akan segera bergabung dengan kami," kata Trump dikutip laman Anadolu Agency.
Pernyataan itu ia lontarkan beberapa jam setelah UEA dan Bahrain resmi menandatangani kesepakatan normalisasi diplomatik di Gedung Putih pada Selasa (15/9).
Menurut dia, akan ada lebih banyak negara yang mengikuti jejak UEA dan Bahrain. "Kami akan memiliki tujuh atau delapan atau sembilan (negara). Kami akan memiliki banyak negara lain yang bergabung dengan kami, termasuk yang besar," ujarnya.
Trump pun memuji penandatanganan perjanjian normalisasi diplomatik Israel dengan Bahrain dan UEA. Dia berpendapat hal itu akan mengakhiri perpecahan dan konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade di kawasan. Kesepakatan normalisasi dipandang bakal membawa "fajar baru Timur Tengah".
"Berkat keberanian para pemimpin dari ketiga negara ini, kami mengambil langkah besar menuju masa depan di mana orang-orang dari semua agama dan latar belakang hidup bersama dalam damai dan kemakmuran," kata Trump.
Selain menyepakati perjanjian bilateral, Israel, UEA, Bahrain, dan AS turut menandatangani pakta bersama yang disebut "Abraham Accords". UEA dan Israel menyepakati perjanjian normalisasi hubungan diplomatik pada 13 Agustus lalu. Itu merupakan kesepakatan perdamaian pertama yang dicapai Israel dengan negara Arab dalam 26 tahun.
Tel Aviv terakhir kali menandatangani perjanjian semacam itu pada 1994 dengan Yordania. Pada Jumat (11/9) pekan lalu, Israel pun berhasil mencapai kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik dengan Bahrain.