Rabu 16 Sep 2020 17:05 WIB

China Minta Jepang Tahan Diri Berhubungan dengan Taiwan

Menteri dalam kabinet baru Jepang diketahui memiliki hubungan baik dengan Taiwan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bendera China. China minta Jepang tahan diri untuk berhubungan dengan Taiwan
Foto: ABC News
Bendera China. China minta Jepang tahan diri untuk berhubungan dengan Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri China mengatakan Beijing berharap Jepang akan menahan diri dari mengembangkan hubungan resmi dengan Taiwan, Rabu (16/9). Pernyataan itu muncul setelah muncul nama Nobuo Kishi masuk dalam jajaran menteri pemerintahan Yoshihide Suga yang memiliki hubungan baik dengan Taipei.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, ditanyai pada jumpa pers tentang pandangan China terhadap menteri pertahanan baru Jepang. Kishi diketahui merupakan sosok yang memiliki hubungan dekat dengan Taiwan.

Baca Juga

Mempertimbangkan hubungan baik itu, Wang mengatakan China berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan Jepang. Taiwan bagi China merupakan pulau yang masih menjadi satu negara tersebut, meski Taipei semakin gencar melakukan pendekatan dengan negara lain untuk mendapatkan peran sebagai negara sendiri, lepas dari daratan.

Pria berusia 61 tahun itu adalah adik laki-laki mantan Perdana Menteri, Shinzo Abe. Dia diadopsi setelah lahir ke dalam garis keluarga dari pihak ibu oleh putra tertua yang tidak memiliki anak dari mantan perdana menteri Nobusuke Kishi, kakek Abe. Sejarah keluarga ini tidak diketahui publik sampai dia bersiap untuk masuk universitas.

Kishi merupakan lulusan Keio University dengan gelar ekonomi. Dia bekerja di sebuah perusahaan perdagangan hingga 2002 dan menghabiskan waktu di Amerika Serikat, Australia dan Vietnam.

Menteri Pertahanan baru ini pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen pada 2004 dan pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri Pertahanan Parlemen. Dia berbagi banyak pandangan konservatif saudaranya, termasuk tujuan merevisi Konstitusi pasifis. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement