REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas mengecam kesepakatan normalisasi antara Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Israel yang dianggap sebagai tindakan pengkhianatan terhadap Palestina.
Menurut Sami Abu Zuhri, juru bicara kelompok perlawanan Palestina itu, perjanjian itu tidak akan membawa perdamaian ke Israel dan orang-orang di kawasan itu akan terus menganggap Israel sebagai musuh. Kedua negara Arab itu juga berpihak pada musuh, ujar dia.
Pekan lalu, Israel resmi menandatangani perjanjian itu dengan perwakilan Bahrain dan UEA dalam acara yang digelar Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih. Bahrain menjadi negara Arab keempat yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir pada 1979, Yordania pada 1994, dan UEA pada Agustus 2020.
Warga Palestina pun menggelar serangkaian aksi unjuk rasa di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada Selasa menentang perjanjian kontroversial tersebut.
*Ditulis oleh Ali Murat Alhas