REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Presiden sementara Bolivia Jeanine Anez mengumumkan bahwa dia menarik pencalonan dirinya untuk pemilihan presiden 18 Oktober.
"Hari ini saya menarik pencalonan saya sebagai presiden Bolivia untuk menjaga demokrasi. Ini bukan pengorbanan, ini suatu kehormatan," kata dia lewat Twitter.
"Jika kita tidak bersatu, [Evo] Morales akan kembali berkuasa. Jika kita tidak bersatu, demokrasi kalah. Jika kita tidak bersatu, kediktatoran kembali," kata dia mengacu pada mantan presiden Evo Morales, yang kini tinggal di pengasingan di Argentina.
Pengumuman itu disampaikan setelah hasil dua survei terbaru menunjukkan dia berada jauh di belakang para kandidat lainnya, Luis Arce dan Carlos Mesa. Dia menempati posisi keempat dalam survei setelah pemerintahannya dinilai gagal dalam menangani pandemi Covid-19.
Setelah pengunduran diri Morales pada November 2019, Anez mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara. Ketika baru menjabat, Anez berjanji untuk mengadakan pemilihan baru sesegera, tetapi dia telah menunda pemilihan yang semula dijadwalkan pada 3 Mei karena pandemi.
Sementara itu, oposisi menuduhnya berusaha menunda-nunda pemilu untuk meningkatkan dukungan suara.