REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris berada di titik kritis pandemi Covid-19 dan menghadapi musim dingin yang sangat menantang. Peringatan itu disampaikan oleh salah satu penasihat medis senior pemerintah pada Senin.
"Trend di Inggris menuju arah yang salah dan kami sedang dalam titik kritis pandemi," kata Kepala Petugas Media Inggris Chris Whitty.
"Kami sedang memeriksa data untuk melihat bagaimana mengatasi penyebaran virus corona menjelang musim dingin yang sangat menantang."
Lebih dari 40 ribu orang di Inggris meninggal sejak pandemi melanda pada Maret. Angka ini adalah jumlah tertinggi di Eropa.
Kasus baru langsung menurun berkat penguncian selama tiga bulan. Namun kemudian meningkat ketika ekonomi, sekolah dan kantor yang sebelumnya ditutup kembali dibuka. Pemerintah menuai banyak kritikan lantaran minimnya kapasitas tes Covid-19.
Peringatan Whitty diperkirakan menjadi isyarat pidato nasional oleh PM Johnson pekan depan, meski hal ini belum mendapat konfirmasi dari para menteri.
Menteri Kesehatan Matt Hancock pada Ahd memperingatkan bahwa Inggris dalam kondisi kritis. Masyarakat, kata ia, harus mematuhi aturan isolasi mandiri atau menghadapi penguncian lanjutan. Pemerintah juga mengumumkan denda yang lebih besar bagi pelanggar aturan Covid-19.
Hancock tidak mengesampingkan penguncian nasional lanjutan, tindakan yang menurut PM Johson bakal menimbulkan bencana bagi ekonomi. Hancock juga mengatakan bahwa para pejabat sedang rapat bersama untuk memutuskan cara terbaik mengatasi lonjakan kasus di London.