REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Ada kebutuhan mendesak untuk melaksanakan "reformasi yang komprehensif dan bermakna" di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dimulai dengan restrukturisasi Dewan Keamanan PBB, kata presiden Turki pada Selasa (22/9).
“Jadi, kita sekali lagi telah melihat kebenaran tesis 'dunia lebih besar dari lima', yang telah saya dukung selama bertahun-tahun dari mimbar ini,” kata Recep Tayyip Erdogan di Sidang Umum PBB ke-75 melalui konferensi video.
“Kami telah melihat betapa tidak efektifnya mekanisme global yang ada selama krisis ini. Ini sangat benar sehingga butuh berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, bagi Dewan Keamanan, badan pembuat keputusan paling mendasar di PBB untuk memasukkan pandemi ke dalam agendanya.”
Menekankan pentingnya meninjau mentalitas, institusi, dan aturan, untuk mencegah hilangnya reputasi organisasi internasional, Erdogan mengatakan bahwa nasib umat manusia tidak dapat diserahkan pada belas kasihan sejumlah negara.
“Kita harus menyediakan dewan dengan struktur dan fungsi yang lebih efektif, demokratis, transparan, dan terpercaya. Begitu juga dengan Sidang Umum yang harus kita perkuat, yang mencerminkan kesadaran bersama masyarakat internasional,” ujar Erdogan.
Menyinggung kebutuhan kerja sama global untuk masalah global seperti Covid-19, Presiden Turki mengatakan dunia harus berusaha menggunakan mekanisme kerja sama multilateral dengan cara yang paling efektif.
“Kami telah berada di garis depan dalam upaya memerangi pandemi di G20, Dewan Turki, MIKTA, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan platform lainnya,” sebut dia.
Erdogan pun menambahkan bahwa Turki telah memberikan bantuan medis ke 146 negara selama pandemi.
Vaksin virus corona
Presiden Turki mengatakan bahwa penyediaan peralatan medis dan obat-obatan serta pengembangan vaksin seharusnya tidak menjadi masalah persaingan.
“Tidak peduli di negara mana mereka diproduksi, vaksin yang akan dibuat siap pakai harus ditawarkan untuk kepentingan umum umat manusia,” tutur dia.
Erdogan mengatakan bahwa pandemi berdampak buruk pada dinamika konflik di seluruh dunia dan meningkatkan kerentanan.
“Kami menyesalkan seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk gencatan senjata kemanusiaan global, yang juga kami dukung, belum membuahkan hasil yang konkret,” kata dia.
"Turki sedang mencari cara untuk menghilangkan ancaman terhadap negara dan kemanusiaan kami, dengan mengambil inisiatif apa pun jika diperlukan," ujarnya.