REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan terdapat satu negara Arab yang akan melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel dalam waktu satu atau dua hari ke depan. Sebelumnya, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain telah terlebih dulu melakukan hal demikian.
“Rencana kami adalah membawa lebih banyak negara, yang akan diumumkan lebih banyak lagi segera. Satu (negara akan menandatangani normalisasi) dalam satu atau dua hari ke depan,” kata Duta Besar AS untuk PBB Kelly Craft saat diwawancara Al Arabiya pada Rabu (23/9).
Dia tak menyebut nama negara yang akan mengambil langkah normalisasi hubungan dengan Israel. Namun, pada kesempatan itu Craft mengungkapkan bahwa AS juga mengharapkan Arab Saudi turut menandatangani kesepakatan damai dengan Israel. “Jelas, kami akan menyambut Arab Saudi menjadi yang berikutnya. Tetapi yang penting adalah kami fokus pada perjanjian dan kami tidak mengizinkan rezim (Iran) untuk mengeksploitasi niat baik Bahrain, UEA, atau Israel," ucapnya.
"Kami ingin mengajak semua orang untuk ikut serta dengan harapan bahwa ini akan memungkinkan warga Iran untuk melihat bahwa orang-orang benar-benar menginginkan perdamaian di Timur Tengah, dan mereka adalah bagian dari perdamaian ini," kata Craft.
Pada 15 September lalu, Netanyahu, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Al Zayani, dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed menandatangani perjanjian damai di Gedung Putih. Presiden AS Donald Trump turut menyaksikan proses penandatanganan bersejarah tersebut.
Trump mengapresiasi keputusan UEA dan Bahrain untuk melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Menurutnya, hal itu akan mengakhiri perpecahan dan konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade di kawasan. Kesepakatan normalisasi dipandang bakal membawa "fajar baru Timur Tengah".