REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seorang pegawai perikanan Korea Selatan (Korsel) diinterogasi dan ditembak mati di perairan Korea Utara (Korut). Militer Korsel mengatakan, pegawai tersebut mencoba membelot ke Korut ketika dia dilaporkan hilang dari kapal perikanan pada Senin (21/9) di sekitar 10 kilometer selatan Garis Batas Utara (NLL), yakni merupakan batas maritim de facto kedua negara.
Militer Korsel mengatakan mereka tidak mengetahui alasan mengapa pejabat berusia 47 tahun itu ditembak mati. Mengutip sumber-sumber intelijen, pria tak dikenal itu telah diinterogasi di laut utara NLL sebelum dieksekusi atas perintah dari otoritas yang lebih tinggi. Setelah pria itu ditembak, pasukan yang mengenakan masker gas kemudian menyiram jasadnya dengan minyak dan membakarnya.
Militer Korsel telah mengirim pesan ke Korut pada Rabu (23/9) melalui perbatasan darat untuk meminta penjelasan terkait penembakan itu. Namun hingga saat ini pihak Korut belum memberikan tanggapan.
"Militer kami sangat mengutuk kekejaman seperti itu dan sangat menuntut Korea Utara memberikan penjelasan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab," ujar Jenderal Ahn Young-ho, yang bertanggung jawab atas operasi di Kepala Staf Gabungan.
Komandan militer Amerika Serikat (AS) di Korsel pada bulan ini menyatakan pasukan Korut telah diberikan perintah untuk menembak dan membunuh siapapun yang melintasi perbatasan. Perintah ini dikeluarkan untuk mencegah masuknya virus corona ke negara tersebut.
Pada Juli lalu, seorang pria yang membelot ke Korsel selama tiga tahun kembali ke Korut melalui perbatasan. Kedatangan pria itu memicu ketakutan masuknya virus corona ke Korut. Hal ini mendorong pejabat Korut melakukan lockdown total dan menutup perbatasan karena khawatir terpapar virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hasil tes pria yang diduga membawa virus corona itu tidak meyakinkan. Hingga kini, Korut masih mengklaim bahwa negaranya bebas dari pandemi Covid-19. Pekan lalu, polisi Korsel menangkap seorang pembelot yang mencoba kembali ke Korut dengan membobol tempat pelatihan militer di kota perbatasan Cheorwon.