Jumat 25 Sep 2020 04:30 WIB

Erdogan: Turki Tetap Tenang Hadapi Provokasi Yunani

Turki mendorong penyelesaian konflik Mediterania Timur lewat dialog.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Turkish Presidency via AP, Pool
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan Turki tetap bersikap tenang menanggapi provokasi dari Yunani. Turki memilih langkah dialog guna mengurangi ketegangan di kawasan Mediterania Timur.

Seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (23/9), Erdogan mengatakan Turki sepenuh hati mendukung dialog guna mengurai ketegangan. Dia menegaskan itu bukan sekadar retorika, tetapi seiring dengan tindakannya.

Baca Juga

Pernyataan Erdogan disampaikan usai percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Mereka membicarakan situasi terkini Mediterania Timur, juga hubungan antara Turki dengan NATO.

Stoltenberg juga mengabarkan percakapan itu lewat cicitan di Twitter. "Baru saja berbicara dengan Presiden @RTErdogan tentang situasi di #EastMed serta upaya @NATO menekan konflik militer untuk menghindari insiden dan kecelakaan. Baik Turki maupun Yunani adalah sekutu berharga dan #NATO adalah wadah untuk berdialog," tulisnya.

Ketegangan di Mediterania Timur meningkat menyusul keputusan Turki mengirim kapal bor dengan pengawalan militer untuk mengeksplorasi energi di landas kontinen. Turki mengklaim pihaknya dan negara Republik Turki Siprus Utara berhak atas wilayah tersebut.

Sementara Yunani, dengan dukungan dari Prancis, mempermasalahkan eksplorasi energi Turki. Yunani mencoba masuk ke wilayah maritim Turki, negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania, lewat pulau-pulau kecilnya.

Untuk mengurangi ketegangan, Turki menyerukan dialog untuk memastikan pembagian yang adil dari sumber daya kawasan. Meski demikian, Erdogan mengatakan arah pembicaraan juga bergantung pada langkah dari Yunani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement