REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Jumat malam (25/9) dan membahas proses perdamaian yang sedang berlangsung di Afghanistan untuk mengakhiri konflik selama 19 tahun di negara yang dilanda perang itu.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan dari kantor Perdana Menteri di Islamabad, Khan melakukan percakapan telepon dengan Presiden Ghani dan membahas proses perdamaian dan penguatan hubungan bilateral Pakistan-Afghanistan.
"Perdana Menteri menegaskan kembali dukungan teguh Pakistan untuk proses perdamaian Afghanistan dan mencatat hasil positif dari upaya yang berpuncak pada Perjanjian Perdamaian AS-Taliban dan dimulainya Negosiasi Intra-Afghanistan," kata pernyataan itu.
Dia juga menghargai langkah-langkah yang diambil oleh pihak-pihak terkait untuk memungkinkan dimulainya Negosiasi Intra-Afghanistan di Doha. Perdana Menteri Pakistan menekankan pentingnya semua pihak Afghanistan bekerja untuk mengurangi kekerasan yang mengarah pada gencatan senjata.
"Perdana Menteri juga menggarisbawahi bahwa semua pemangku kepentingan Afghanistan harus memanfaatkan kesempatan bersejarah ini dan bekerja sama untuk mengamankan kesepakatan politik yang inklusif dan komprehensif melalui proses yang dipimpin Afghanistan," kata pernyataan itu.
Khan juga menekankan bahwa negaranya akan sepenuhnya mendukung keputusan yang akan diambil oleh rakyat Afghanistan untuk masa depan mereka. Di bidang bilateral, perdana menteri menggarisbawahi pentingnya Pakistan melekat pada keterlibatan konstruktif dengan Afghanistan serta pada perdamaian, stabilitas dan kemakmuran rakyat Afghanistan.
Khan mencatat bahwa Ketua Dewan Tinggi Afghanistan untuk Rekonsiliasi Nasional (HCNR) Dr. Abdullah Abdullah akan mengunjungi Islamabad pekan depan. Pada Senin, kantor Abdullah mengatakan dia akan pergi ke Islamabad untuk pertama kalinya sejak 2008 atas undangan dari Khan. Ghani juga menyampaikan undangan kepada Khan untuk mengunjungi Kabul.