Ahad 27 Sep 2020 07:26 WIB

Mantan Anggota Parlemen Turki Tertular Covid-19 di Penjara

Mantan anggota parlemen Turki Isbilen dipenjara dengan tuduhan terlibat kudeta 2016

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Penjara (ilustrasi)
Foto: pixabay
Penjara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Mantan anggota parlemen Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Turki İlhan İşbilen dirawat di rumah sakit karena terinfeksi Covid-19 di Penjara Sincan Ankara. Pada Ahad (27/9 ), Kantor berita TurkishMinute melaporkan Jumat (25/9), İşbilen, dibawa ke Rumah Sakit Penelitian dan Pendidikan Ankara, Dışkapı Yıldırım Beyazıt, setelah kesehatannya memburuk.

Pertengahan September ini pengusaha ternama Turki itu didiagnosis memiliki Covid-19. Tapi ia hanya dimasukkan ke dalam isolasi tanpa dibawa ke rumah sakit. Pengusaha lain yang tinggal di pengasingan, Akın İpek menuduh otoritas Turki melakukan 'percobaan pembunuhan'.

Baca Juga

“İlhan İşbilen, yang berusia 74 tahun dan telah diisolasi di (penjara) Sincan selama bertahun-tahun, telah dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Teman! Ini percobaan pembunuhan, ”cicit İpek di Twitter, Kamis (264/9) malam.

İşbilen dilaporkan mengajukan permohonan pembebasan dalam masa percobaan berkali-kali karena risiko tinggi penyebaran virus corona di penjara yang penuh sesak. Tapi sebagai kritikus rezim Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, petisinya ditolak oleh pihak berwenang. 

Pada April, Parlemen mengesahkan undang-undang yang memungkinkan ribu tahanan dibebaskan untuk mengurangi kepadatan di penjara dan melindungi tahanan dari virus corona. Tapi rancangan undang-undang tersebut mengecualikan narapidana yang dipenjara atas tuduhan terorisme, termasuk İşbilen dan banyak orang lainnya yang ditangkap percobaan kudeta pada 2016.

Mantan anggota parlemen itu dipenjara sejak akhir 2015. Ia dijatuhi hukuman pada Juni 2018 dengan hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat karena dianggap terlibat dalam kudeta yang gagal pada 2016, walapun ia telah dipenjara jauh sebelum itu terjadi.

İşbilen dituduh memiliki hubungan dengan gerakan Gulen, kelompok agama yang pemimpin ulama Turki Fethullah Gülen. Erdoğan menuduh Gulen mengatur kudeta yang gagal dan menetapkan gerakan itu sebagai organisasi teroris. Gulen yang hidup dalam pengasingan menyangkal terlibat dalam percobaan kudeta atau aktivitas teroris apa pun.

Mantan anggota parlemen tersebut mengundurkan diri dari AKP yang berkuasa pada Februari 2014 sebagai protes atas penyelidikan korupsi di pemerintahan Erdogan pada akhir 2013. Saat mengumumkan pengunduran dirinya pada konferensi pers, İşbilen menuduh pemerintah mengawasi dia dan keluarganya, sebab ada alat penyadap yang ditanam aparat di rumahnya . 

Jaringan penelitian isu ekstremisme, terorisme, kejahatan, kebijakan luar negeri, keamanan dan masalah militer yang berbasis di Stockholm, Nordic Monitor mengkonfirmasi tuduhan Isbilen. Pada tahun lalu Nordic Monitor mengungkapkan dokumen resmi, berupa foto, video, dan transkrip percakapan telepon yang menunjukkan İşbilen dan keluarganya diawasi secara teratur oleh polisi Turki. 

Mirip dengan İşbilen, tahanan lain dinyatakan mati otak pada Selasa (22/9) setelah pingsan di sel penjaranya pada 15 September, seperti dirilis Bold Medya. Cengiz Karakurt, mantan guru berusia 41 tahun, juga berada di balik jeruji besi atas tuduhan keanggotaan dalam gerakan Gulen. 

Dikutip Bold Medya, istrinya Hatice Karakurt mengatakan suaminya sempat dibawa ke rumah sakit beberapa kali tetapi dikirim kembali ke selnya dengan hanya menerima antibiotik untuk pengobatan flu, meskipun faktanya dia punya alasan untuk segera dibebaskan dari penjara, termasuk menjalani operasi jantung. Pembebasannya hanya disetujui oleh otoritas Turki sehari setelah dia dinyatakan mati otak. 

Ömer Faruk Gergerlioğlu, anggota parlemen dari Partai Demokrat Rakyat Kurdi (HDP) yang pro-Kurdi dan anggota Komite Penyelidikan Hak Asasi Manusia mengkritik pemerintah AKP atas kelambanannya dalam insiden tersebut.

“Sekali lagi ada kelalaian dan pelanggaran (oleh pihak berwenang). Kehidupan para tahanan seharusnya tidak semurah ini!" cicit Gergerlioğlu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement