REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri Kuwait Sabah Khaled Al-Hamad Al-Sabah menegaskan dukungan negaranya terhadap perjuangan Palestina. Ia menyerukan Israel segera mengakhiri pendudukannya atas wilayah-wilayah yang direbutnya pascaperang 1967.
"Perjuangan Palestina masih menempati posisi sentral sejarah dan sangat penting di dunia Arab serta Islam," kata Al-Sabah dalam pidatonya untuk Sidang Majelis Umum PBB ke-75, dikutip laman Anadolu Agency pada Sabtu (26/9).
Dia menekankan pentingnya upaya berkelanjutan untuk meluncurkan kembali perundingan guna mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif serta sesuai dengan Prakarsa Perdamaian Arab. Oleh sebab itu Al-Sabah menyerukan diakhirinya pendudukan Israel sehingga Palestina dapat jadi negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Dukungan yang ditegaskan Kuwait untuk Palestina muncul ketika dunia Arab mulai terpecah perihal membuka hubungan dengan Israel. Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain diketahui telah melakukan normalisasi diplomatik dengan Negara Zionis. Hal itu tercapai dengan bantuan mediasi Amerika Serikat (AS).
AS mengeklaim masih terdapat beberapa negara Arab lainnya yang akan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Washington berharap, Arab Saudi menjadi salah satu negara yang termasuk di dalamnya. Palestina telah mengecam langkah UEA dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel. Menurutnya, langkah tersebut merupakan pengkhianatan terhadap perjuangannya.