REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura akan membuka fasilitas perjalanan bisnis ke Chengdu, Provinsi Sichuan, China, di tengah pandemi Covid-19.
Pembukaan fasilitas perjalanan bisnis itu menjadi topik bahasan dalam Pertemuan Komite Perdagangan dan Investasi Singapura-Sichuan ke-21 pada Selasa.
“Kami berharap dapat menghidupkan kembali lalu lintas penumpang dan meningkatkan layanan udara langsung antara Singapura dan Chengdu,” ujar Menteri Kedua untuk Perdagangan, Industri dan Tenaga Kerja Singapura Tan See Leng, kutip the Straits Times.
Tan berharap pembukaan jalur cepat itu akan membantu kedua negara untuk memulai kembali pertukaran bisnis dan pulih dari krisis ekonomi karena pandemi.
Pada saat yang sama, Singapura juga tengah menyiapkan pembukaan fasilitas perjalanan bisnis ke enam provinsi dan kota lainnya di China yang akan dimulai Juni tahun depan. Singapura mencatat nilai perdagangan 1,25 miliar dolar AS dengan Sichuan, salah satu provinsi terbesar di China, sepanjang Januari hingga Agustus tahun ini.
Jumlah ini melonjak lebih dari 20 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sekaligus, Singapura adalah investor asing terbesar di Sichuan, dengan nilai kumulatif sekitar 7,75 miliar dolar AS di 665 proyek. Di antaranya adalah CapitaLand, United Overseas Bank, dan Singapore-Sichuan Hi-Tech Innovation Park.
Sebaliknya, ada sekitar 35 perusahaan Sichuan di Singapura, di antaranya adalah perusahaan dirgantara Haite, New Hope Group dan Xiaolongkan.
“Saat Singapura secara progresif memulai kembali kegiatan ekonominya, kami akan memulihkan konektivitas dengan mitra utama di seluruh dunia. Ada minat yang kuat dari komunitas bisnis Singapura dan Sichuan untuk melanjutkan perjalanan,” urai Tan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika