Rabu 30 Sep 2020 06:36 WIB

Ribuan Warga Dievakuasi akibat Kebakaran Hutan di California

7.000 rumah dan bangunan terbakar akibat kebakaran hutan di California.

Petugas pemadam kebakaran berusaha untuk menjaga agar api tidak melompati Angeles Crest Highway di Angeles National Forest di Utara Azusa, California, AS, Senin (21/9). EPA-EFE / KYLE GRILLOT
Foto: EPA
Petugas pemadam kebakaran berusaha untuk menjaga agar api tidak melompati Angeles Crest Highway di Angeles National Forest di Utara Azusa, California, AS, Senin (21/9). EPA-EFE / KYLE GRILLOT

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Tiga orang tewas akibat kebakaran hutan wilayah utara California, Amerika Serikat (AS), tepatnya yang terjadi di kaki bukit area Shasta. Sementara itu, ribuan warga terpaksa dievakuasi dari area Napa dan Sonoma.

Jatuhnya korban jiwa pada Kebakaran Zogg, yang timbul pada Minggu (27/9) di dekat kota kecil Redding, dilaporkan oleh sheriff area Shasta pada Senin (28/9). Departemen Kehutanan dan Perlindungan dari Kebakaran California (CalFire) juga melaporkan hal tersebut.

Belum ada keterangan lebih lanjut terkait para korban ataupun kondisi kematian mereka. Namun, korban baru menambah angka kematian pada musim kebakaran hutan California sejak pertengahan Agustus lalu menjadi 29 orang.

Kebakaran Zogg, yang melalap sekitar 6.000 hektare lembah-bukit berumput dan lahan pohon ek kering, terjadi bersamaan dengan kebakaran besar lain bernama Kebakaran Glass di area pusat penghasil minuman anggur di California utara. Kebakaran itu menyebar sedikitnya ke 4.450 hektare lahan di Napa dan Sonoma sejak Minggu pagi.

Kebakaran menghanguskan rumah-rumah dan membuat para penduduk harus dievakuasi. Sejauh ini, lebih dari 7.000 rumah dan bangunan lainnya terbakar akibat kebakaran hutan di California. Kebakaran juga mengancam kebun anggur yang tersohor di dunia.

Di wilayah California, tahun ini tercatat sebanyak 1,5 juta hektare lahan terbakar sejak Januari. Data tersebut jauh melebihi catatan kebakaran per tahun dalam sejarah negara bagian itu.

Api diperparah dengan cuaca panas, angin kencang, dan cuaca ekstrem lain. Ilmuwan menyebutnya sebagai wujud dari perubahan iklim.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement