REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Turki bukanlah pihak yang terlibat dalam konflik Azerbaijan dengan Armenia dan negara itu hanya memberikan dukungan moral kepada Baku, kata presiden Azerbaijan pada Selasa.
"Rumor yang disebarkan oleh Armenia bahwa Turki terlibat dalam konflik bersifat provokatif," kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev kepada media Rusia.
Menolak klaim Armenia bahwa jet tempur F-16 Turki menjatuhkan pesawat Su-25 milik Armenia, Aliyev mengatakan jet F-16 Turki "sama sekali tidak terlibat dalam konflik ini".
Ankara juga membantah klaim Armenia terkait jet yang jatuh tersebut. Aliyev menekankan bahwa Armenia "secara brutal melanggar" hukum internasional dengan menduduki wilayah Azerbaijan.
Bentrokan perbatasan meletus pada Minggu pagi setelah pasukan Armenia menargetkan permukiman sipil dan posisi militer Azerbaijan. Sejak itu, ketegangan terus meningkat dan Turki terus menegaskan dukungannya untuk Azerbaijan.
Uni Eropa, Rusia dan NATO dan banyak pihak lainnya mendesak penghentian segera bentrokan di sepanjang perbatasan kedua negara itu.
Hubungan antara kedua negara bekas Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau wilayah Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Empat Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB serta banyak organisasi internasional menuntut penarikan pasukan pendudukan dari wilayah tersebut. OSCE Minsk Group - diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS - dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai bagi konflik tersebut, tetapi tidak berhasil.