Kamis 01 Oct 2020 05:50 WIB

Selain Korsel, Negara-negara Ini Terapkan Wajib Militer

Lama wajib militer di tiap negara bervariasi mulai dari 21 pekan sampai 11 tahun

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pasukan Tentara Rakyat Korea Utara mengikuti proses latihan militer yang dipimpin langsung oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Foto: KCNA (NORTH KOREA)/Reuters
Pasukan Tentara Rakyat Korea Utara mengikuti proses latihan militer yang dipimpin langsung oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Korea Selatan (Korsel) terkenal dengan wajib militernya karena hingga kini masih berstatus perang dengan Korea Utara (Korut). Semua laki-laki Korsel wajib menjalani wajib militer selama 21 bulan untuk Angkatan Darat, 23 bulan untuk Angkatan Laut, dan 24 bulan untuk Angkatan Udara.

Namun selain Korsel aturan wajib militer rupanya juga diterapkan di beberapa negara lain. Dilansir BBC, berikut negara-negara yang menerapkan wajib militer.

Baca Juga

1. Korea Selatan

Semua laki-laki wajib menjalani wajib militer. Wajib militer berlangsung selama 21 bulan untuk Angkatan Darat, 23 bulan untuk Angkatan Laut, dan 24 bulan untuk Angkatan Udara.

Mereka juga dapat memilih mengabdi di kepolisian, penjaga pantai, pemadam kebakaran, dan untuk sejumlah kasus khusus di departemen pemerintah. Namun ada pengecualian untuk warga yang memiliki prestasi luar biasa seperti peraih medali emas di Olimpiade atau Asian Games.

Sementara itu Korea Utara menjadi negara dengan wajib militer terlama di dunia. Wajib militer di sana berlangsung selama sebelas tahun untuk laki-laki dan tujuh tahun untuk perempuan.

2. Eritrea

Laki-laki dan perempuan muda yang belum menikah Eritrea wajib menjalani wajib militer selama 18 bulan. Namun kelompok hak asasi manusia (HAM) menemukan wajib militer dapat diperpanjang hingga bertahun-tahun dan di sejumlah kasus selamanya.

"Wajib militer terus berlanjut baik untuk peran sipil maupun militer, oleh karena itu sistem ini menjadi kerja paksa," kata Amnesty International pada 2015.

Organisasi HAM menilai wajib militer menjadi alasan banyak orang Eritrea mengungsi atau mencari suaka ke Inggris.

3. Swiss

Laki-laki Swiss berusia 18 hingga 34 tahun terkena aturan wajib militer. Dalam pemungutan suara pada 2013 lalu, negara itu memilih melanjutkan tradisi wajib militer. Di tahun yang sama Austria memilih hal yang sama.

Itu ketiga kalinya Swiss menggelar referendum mengenai wajib militer. Peserta wajib menjalani pelatihan selama 21 pekan dan ditambah latihan tahunan.

Mereka yang menolak menjalani wajib militer dapat menggantinya dengan layanan sipil. Perempuan tidak wajib militer tapi dapat mendaftar secara sukarela.  

4. Brasil

Kecuali mereka yang memiliki masalah kesehatan, Brasil mengharuskan laki-laki berusia 18 tahun mengikuti wajib militer. Wajib militer di negara Amerika Latin itu berlangsung 10 hingga 12 bulan.  

Mahasiswa juga dapat menunda wajib militer mereka. Sering kali calon anggota ditolak karena tentara sudah memiliki banyak laki-laki berusia 18 tahun daripada yang mereka butuhkan tahun itu. Untuk dapat masuk peserta harus mengikuti serangkaian tes fisik.

Tentara mendapat gaji kecil, makanan, dan akomodasi di barak. Namun hal itu dapat menjadi insentif yang besar bagi masyarakat miskin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement