REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Facebook mengatakan mereka akan melarang iklan di Facebook dan Instagram yang menyerang keabsahan hasil pemilu atau menyebut hasil pemilu tidak valid. Termasuk iklan pemilu presiden Amerika Serikat (AS) 3 November mendatang.
Dalam unggahan pada Kamis (1/10) itu Facebook mengatakan akan melarang iklan yang menyebut partisipasi dalam pemilihan umum tidak bermakna. Iklan yang mengajak pengguna Facebook tidak terlibat dalam pemilu atau sensus juga dilarang.
"Pekan lalu kami mengatakan kami akan melarang iklan yang memicu deklarasi kemenangan dini, kami juga tidak mengizinkan iklan dengan konten yang ingin mendelegitimasi hasil pemilu," cicit direktur product management Facebook Rob Leathern di Twitter.
Perubahan kebijakan ini dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump menggunakan media sosial untuk membuat klaim palsu tentang pemungutan suara melalui surat. Ia mengatakan metode pemungutan suara semacam itu mudah dicurangi.
Ia juga menolak untuk berkomitmen menyerahkan kekuasaan dengan damai apabila kalah dalam pemilihan nanti. Leathern mengatakan kebijakan baru di Facebook dan Instagram ini akan segera berlaku.