REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu enggan tergesa-gesa memperlonggar penerapan karantina wilayah atau lockdown dalam rangka menekan penyebaran Covid-19. Dia menyebut proses relaksasi dapat berlangsung hingga satu tahun.
"Keluar dari lockdown akan lambat dan bertahap kali ini, dan bisa berlangsung bahkan setengah tahun sampai satu tahun," kata Netanyahu saat memimpin rapat kabinet penanganan Covid-19 pada Rabu (30/9), dikutip laman Anadolu Agency.
Dia mengisyaratkan pemerintahannya telah keliru melakukan relaksasi terlalu cepat saat gelombang pertama Covid-19 melanda. "Kita tidak akan mengulangi quick exit yang kita lakukan pada gelombang pertama (Covid-19)," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Netanyahu menyerukan jajarannya mempersiapkan rencana untuk menangani 5.000 pasien Covid-19 dalam kondisi kritis pada musim dingin. Ia hendak mengantisipasi adanya lonjakan kasus.
Sejak awal pandemi, Israel telah mencatatkan lebih dari 245 ribu kasus Covid-19. Sebanyak 175 ribu di antaranya berhasil pulih, sementara 1.569 lainnya meninggal.