REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Alexei Navalny, oposisi Pemerintah Rusia, menyatakan sebuah klaim kepada majalah Jerman Der Spiegel bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berada di belakang peracunan terhadapnya.
"Saya mendaku bahwa Putin ada di belakang kejahatan ini, dan saya tidak mempunyai versi lain tentang apa yang terjadi," kata Navalny, dikutip dari hasil wawancara dengan Der Spiegel yang akan diterbitkan pada Kamis (1/10).
Agustus lalu, Navalny tiba-tiba jatuh sakit dalam penerbangan dari wilayah Serbia menuju Moskow. Ia kemudian diterbangkan ke Jerman untuk mendapat perawatan medis, dan pihak Jerman menyebut bahwa dirinya diracun dengan zat berpotensi mematikan. Negara Barat telah meminta penjelasan mengenai kasus ini dari Pemerintah Rusia, yang membantah keterlibatan apa pun atas hal itu dan menyebut belum melihat adanya bukti bahwa kasus Navalny adalah sebuah kejahatan.
"Saya tidak merasa sakit sama sekali, tetapi menyadari bahwa saya sedang sekarat," kata Navalny, menjelaskan momen ketika racun mulai menimbulkan efek pada tubuhnya.
Masih kepada Der Spiegel, Navalny mengatakan bahwa ia akan kembali ke Rusia dan menegaskan keberaniannya menghadapi apa pun yang mungkin.
"Tugas saya sekarang adalah tetap tak takut. Dan saya memang tak takut," ujar dia.
Seorang aktivis politik yang membantu membawa Navalny ke Jerman menyebut pada 24 September lalu bahwa perlu waktu setidaknya satu bulan bagi Navalny untuk benar-benar pulih. Ia juga menyebut Navalny pasti akan kembali ke Rusia dan melanjutkan aktivitas politiknya.