REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson membela langkahnya dalam mengatasi pandemi virus corona. Tetapi ia memperingatkan Inggris mungkin akan menghadapi musim dingin yang sulit.
Dengan 42 ribu kasus kematian, Inggris menjadi negara dengan angka kematian tertinggi di Eropa. Pemerintahan Johnson menghadapi kritikan dari berbagai sisi.
Partai Buruh mengatakan demi menghindari gelombang kedua wabah virus corona, maka pemerintah harus segera memperketat peraturan pembatasan sosial.
Sementara orang-orang dari Partai Konservatif yang berkuasa mendorong pelonggaran peraturan untuk menyelamatkan ekonomi. Johnson mengatakan pemerintah harus mengambil langkah sulit untuk menyeimbangkan keduanya.
"(Kami tak bisa) mengambil jalan yang membuat kami menghadapi ribuan kematian dalam waktu singkat,” kata Johnson pada stasiun televisi BBC, Ahad (4/10).
Johnson mengungkapkan harapannya vaksin dapat segera ditemukan. Ia mengatakan dalam beberapa bulan ke depan pengujian vaksin 'dapat mengubah persamaan ilmiah' sehingga situasi dapat segera kembali normal.
"Akan terus ada lonjakan sepanjang Natal, bahkan mungkin lonjakan berlanjut setelahnya," kata Johnson.
Pada Ahad kemarin, Inggris melaporkan 12.872 kasus baru Covid-19. Rekor harian yang dicatatkan Negeri Ratu Elizabeth. "Ini berarti total kasus yang dilaporkan selama beberapa hari mendatang akan mencakup beberapa kasus tambahan dari periode antara 24 September dan 1 Oktober, meningkatkan jumlah kasus yang dilaporkan," kata situs web pemerintah, dilansir dari AP.