Senin 05 Oct 2020 16:40 WIB

Menengok Pembibitan Pisang Lasiyo Bantul

..

Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Mohamad Amin Madani

Lasiyo menyiram bibit pisang dengan pestisida alami di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Lasiyo menyiram bibit pisang di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Lasiyo memeriksa bibit pisang di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Lasiyo memindahkan bibit pisang usai penyortiran di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Bibit pisang milik Kasiyo siap diambil konsumen usai di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Lasiyo memilah bibit pisang di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Bibit pisang raja bulu yang dibudidaya oleh Lasiyo di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Lasiyo memindahkan bibit pisang usai penyortiran di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Lasiyo memilah bibit pisang di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Lasiyo memeriksa bibit pisang di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10). Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lasiyo menyiram bibit pisang dengan pestisida alami di rumahnya, Dusun Ponggok, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/10).

Mbah Lasiyo yang dikenal dengan profesor pisang ini membudidayakan bibit pisang sejak 2007. Di samping rumahnya banyak polybag berisi bubut pisang aneka jenis. Saat ini bibit pisang paling diminati yakni Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang Kepok, dan Pisang Cavendish. Untuk memenuhi pesanan bibit pisang, Kasiyo juga bekerja sama dengan warga atau kelompok tani yang lain. Untuk satu bibit pisang dihargai Rp 13 ribu rupiah, dan pembeli diberikan bonus pestisida alami. Pestisida buatannya organik, sehingga dalam pembibitan tidak menggunakan cairan kimia.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement