REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ketua House of Representative Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengatakan Presiden AS Donald Trump tidak memiliki dasar untuk mengklaim berhasil atasi pandemi virus corona. Pelosi mengatakan kebijakan Trump membahayakan masyarakat AS.
"Dia seharusnya tidak berurusan dengan politik untuk seolah-olah ini terlihat mengatasi virus karena dia memiliki kebijakan yang bagus, karena sebenarnya dia sangat destruktif dan membahayakan negara," kata Pelosi, Selasa (6/10).
Pelosi mengatakan ia berharap keputusan Trump yang terinfeksi virus corona keluar dari rumah sakit memang diambil oleh dokternya. Tidak lama kemudian dokter-dokter Trump mengatakan presiden akan memiliki perawatan kesehatan yang bagus di Gedung Putih.
Di stasiun televisi MSNBC, Pelosi mengatakan Trump dapat menjadi long hauler, seseorang yang mengalami konsekuensi jangka panjang. Ia mengatakan protokol tes kesehatan di Gedung Putih 'tampaknya tidak bekerja' sebab sejumlah staf Gedung Putih dan orang-orang Partai Republik dinyatakan positif virus corona.
Sebelum masuk rumah sakit karena positif Covid-19, Trump berulang kali mengatakan ia tidak takut dengan virus yang telah menewaskan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia. "Jangan takut pada Covid, jangan biarkan hal itu mendominasi hidup Anda, di bawah pemerintahan Trump, kami tengah mengembangkan beberapa pengetahuan dan obat yang benar-benar bagus, saya merasa lebih baik dibanding 20 tahun yang lalu," tulis Trump di Twitter.
Salah satu sumber mengatakan Trump sangat ingin segera keluar dari rumah sakit. Dokternya mengatakan presiden 'mungkin belum sepenuhnya pulih'.
Pelosi mengatakan hasil tes virus corona yang ia lakukan pada Jumat (2/10) lalu negatif. Juru bicaranya juga mengatakan hasil tesnya negatif.
"Kami akan melakukan apa yang harus kami lakukan untuk melindungi Kongres. sebagian besar orang di dunia kami yang datang untuk melakukan kontak dan telah dinyatakan positif tidak terinfeksi di Capitol Hill, mereka terinfeksi di tempat lain, termasuk Gedung Putih," kata Pelosi.