Svetlana Tikhanovskaya berada di Berlin untuk melakukan pertemuan dengan Kanselir Angela Merkel Selasa (06/10) sore waktu setempat dan para politisi teras lain. Politisi perempuan berusia 38 tahun itu melarikan diri ke Lithuania setelah pemilihan presiden yang kontroversial pada Agustus lalu.
Svetlana Tikhanovskaya ketika itu berada di urutan kedua perolehan suara, di belakang pemimpin otoriter Belarus Alexander Lukashenko, menurut pengumuman resmi komisi pemilu. Namun, pihak oposisi menuduh Lukashenko melakukan kecurangan besar-besaran dalam pemilu, yang dilaksanakan tanpa pemantauan pengamat independen.
Sejak pengumuman hasil pemilu, aksi protes anti-pemerintah mengguncang Belarus selama berminggu-minggu, melibatkan hampir 100.000 orang yang turun ke jalan-jalan. Aparat keamanan Belarus menghadapi aksi protes dengan kekerasan. Ratusan orang ditangkap hampir setiap hari. Para pemimpin oposisi yang menolak meninggalkan Belarus ditahan tanpa tuduhan jelas.
Oposisi Belarus perlu bantuan apa pun
Semua lapisan masyarakat di Belarus sekarang membutuhkan dukungan, kata Sevtlana Tikhanovskaya kepada wartawan di Berlin.
"Ini bisa berupa bantuan apa pun: Bantuan untuk pelajar, bantuan untuk jurnalis, bantuan untuk olahragawan, bantuan untuk semua orang yang memperjuangkan hak-hak mereka, yang berjuang untuk pemilu baru."
Dia mengatakan, oposisi di Belarus meminta bantuan dari semua negara, termasuk Rusia, yang mendukung Alexander Lukashenko, untuk mencari solusi damai.
"Kami lebih ingin ini dilakukan dengan platform OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa), di mana Rusia dan banyak negara lain termasuk anggotanya. Dan kami ingin negara-negara lain, termasuk Rusia, membantu hanya sebagai mediator dalam negosiasi. Masalah ini harus diselesaikan sendiri oleh rakyat Belarus."
Merkel mengaku kagum pada perempuan Belarus
Angela Merkel berulang kali mengecam kekerasan aparat keamanan Belarus terhadap pengunjuk rasa damai, sambil memuji keberanian para demonstran perempuan dalam membela oposisi.
"Ketika Anda melihat keberanian yang ditunjukkan oleh para perempuan yang muncul di jalan untuk menuntut hidup bebas dari korupsi, saya hanya bisa mengatakan: Saya mengagumi itu dan menganggapnya benar-benar mengesankan," kata Merkel di hadapan parlemen Jerman Bundestag hari Rabu (30/09) lalu.
Pekan lalu, Svetlana Tikhanovskaya bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang menjanjikan bantuan untuk menengahi krisis politik di negaranya.
Uni Eropa tidak mengakui hasil pemilu bulan Agustus, dan pada Jumat (02/10) menerapkan sanksi terhadap 40 pejabat tinggi Belarus, tetapi tidak terhadap Alexander Lukashenko.
hp/rap (dpa, afp)