REPUBLIKA.CO.ID, BANGLORE -- Otoritas Uni Eropa (UE) langsung mengevaluasi calon vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech saat data hasil pengembangan dan uji klinis dikumpulkan. Evaluasi itu dilakukan beberapa hari setelah UE melakukan kegiatan yang sama terhadap calon vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.
Badan Obat-Obatan Eropa (EMA) pada Selasa (6/10) mengatakan komite yang mengurusi obat-obatan untuk manusia saat ini memeriksa kiriman data gelombang pertama terkait kemajuan pengembangan calon vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech. Kegiatan itu akan terus dilakukan EMA sampai seluruh data terkait tersedia untuk dievaluasi sebelum akhirnya lembaga itu mengumumkan keputusan akhir.
Lewat pernyataan bersama, Pfizer dan BioNTech mengatakan proses evaluasi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari uji laboratorium dan uji klinis terhadap hewan, serta hasil uji klinis tahap awal vaksin ke manusia. Pihak perusahaan akan terus mengirimkan data yang diperlukan selama proses evaluasi itu berlangsung.
EMA melakukan evaluasi secara bergulir demi mempercepat proses pemeriksaan calon vaksin ketika data hasil penelitian itu diserahkan kepada pihak UE.
Otoritas kesehatan Eropa memutuskan menggunakan metode itu daripada menunggu seluruh data hasil penelitian dan uji klinis calon vaksin tersedia secara utuh.
Lembaga kesehatan UE minggu lalu juga memulai evaluasi calon vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Oxford University, yang dikenal dengan sebutan AZD1222 atau ChAdOx1 nCoV-19. Evaluasi itu menguatkan kemungkinan calon vaksin asal Inggris itu menjadi anti virus pertama yang disetujui di Eropa.
AZD1222 dibuat dari virus flu biasa yang sampelnya diambil dari simpanse, sementara calon vaksin buatan Pfizer dan BioNTech atau BNT162b2 menggunakan asam ribonukleid, senyawa kimiawi yang menentukan pembentukan protein.
Saat disuntikkan ke manusia, BNT162b2 akan mengatur sel-sel tubuh untuk memproduksi protein yang menyerupai bagian terluar virus SARS-CoV-2. Alhasil, tubuh akan menyadari adanya benda asing dan meningkatkan kerja sistem kekebalan tubuh untuk melawan senyawa tersebut.
Sejauh ini, calon vaksin buatan Pfizer telah memasuki uji klinis tahap IIIdi Amerika Serikat, Brasil, Afrika Selatan, dan Argentina.