Rabu 07 Oct 2020 11:10 WIB

Facebook Larang Semua Akun Konspirasi QAnon

Facebook mengklasifikasikan gerakan teori konspirasi QAnon sebagai kelompok berbahaya

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Facebook mengklasifikasikan gerakan teori konspirasi QAnon sebagai kelompok berbahaya. (ilustrasi)
Facebook mengklasifikasikan gerakan teori konspirasi QAnon sebagai kelompok berbahaya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Facebook mengklasifikasikan gerakan teori konspirasi QAnon sebagai kelompok berbahaya. Media sosial itu juga menghapus halaman grup dan akun Instagram mereka.

Langkah ini meningkatkan kebijakan pada Agustus lalu saat Facebook menutup kelompok QAnon yang ketiga karena mempromosikan kekerasan. Namun Facebook tetap mengizinkan sejumlah akun bertahan walaupun lebih jarang muncul di news feed.

Baca Juga

Dalam unggahannya di blog mereka pada Rabu (7/10), Facebook mengatakan mereka tidak lagi mengandalkan laporan dari pengguna. Staf Facebook akan memperlakukan QAnon seperti organisasi militer lainnya dengan mencari dan menghapus grup dan halaman kelompok tersebut.

Sejak pergerakannya dibatasi pada Agustus lalu, sejumlah grup QAnon menambah anggota mereka dan menggunakan bahasa kode agar tidak terdeteksi. Contohnya seperti menggunakan 'cue' dan tidak lagi Q.

Peneliti Facebook dan lembaga lain mengatakan sejumlah anggota QAnon masuk ke dalam grup lain. Grup itu seperti kelompok yang fokus pada keamanan anak dan kritik tersebut peraturan pembatasan sosial virus corona.

"Di saat kami menghapus konten QAnon yang merayakan dan mendukung kekerasan, kami telah melihat konten-konten QAnon yang berkaitan dengan kerusakan di dunia lainnya, seperti klaim baru-baru ini yang menyatakan kebakaran hutan di pantai barat dipicu oleh kelompok tertentu," tulis Facebook dalam unggahan mereka.

"Pesan QAnon mengubah pesannya dengan sangat cepat dan kami melihat jaringan pendukungnya membangun audiens dengan satu pesan dan dengan cepat beralih ke pesan lainnya," tambah Facebook.

Para peneliti mengatakan baru-baru ini QAnon menyebarkan informasi palsu mengenai pemilihan umum dan Covid-19. Mereka mengklaim Presiden Donald Trump memalsukan diagnosis Covid-19 untuk mengatur penangkapan rahasia.

FBI mengklasifikasikan QAnon sebagai salah satu potensi sumber terorisme dalam negeri. Kelompok tersebut dipicu oleh anonim yang menggunakan nama Q yang mengklaim sebagai orang dalam pemerintahan Trump.

Intinya kelompok tersebut mengklaim Trump diam-diam memimpin upaya untuk menghancurkan jaringan pedofil yang berada di lingkar Partai Demokrat dan elite Hollywood. Tidak ada penangkapan massal dan ritual satanis fiktif seperti yang diklaim kelompok tersebut.

Klaim-klaim tersebut biasanya digunakan untuk membuat mayoritas marah sehingga menyerang kelompok minoritas atas alasan politis. Trump memuji kelompok itu sebagai patriotik dan lebih dari satu lusin politisi Partai Republik mempromosikannya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement