REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Mantan Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala dan Menteri Perdagangan Korea Selatan Yoo Myung-hee adalah dua perempuan yang menjadi kandidat direktur jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
WTO, pada Kamis (8/10), menyebut bahwa kedua tokoh itu merupakan kandidat final setelah penyaringan jumlah calon dari lima orang menjadi dua orang, yang berarti lembaga berusia 25 tahun itu akan mempunyai pemimpin perempuan untuk pertama kalinya.
Pemenang posisi ini akan menggantikan Roberto Azevedo dari Brasil, yang mengundurkan diri pada akhir Agustus lalu, setahun lebih cepat dari yang diperkirakan. WTO menargetkan untuk mendapat pemimpin baru per awal November.
"Kedua perempuan yang berada dalam putaran final ini sungguh-sungguh berkualifikasi baik. Ini adalah hal yang disetujui semua orang," kata Juru Bicara WTO Keith Rockwell dalam pengumuman di markas besar WTO di Jenewa, Swiss.
Okonjo-Iweala (66 tahun), mantan menteri keuangan dan mantan menteri luar negeri Nigeria, merupakan seorang ahli spesialis ekonomi dan pembangunan yang kini menjabat sebagai pemimpin aliansi vaksin Gavi. Ia menyebut bahwa WTO harus berperan dalam membantu negara-negara miskin untuk dapat mengakses obat dan vaksin Covid-19.
Sementara Yoo (53 tahun), menteri perdagangan Korea Selatan, menunjukkan dirinya sebagai pelaku perdagangan dalam masa sulit saat ini usai berhasil mencapai perjanjian dengan Amerika Serikat, China, dan negara-negara lain, seraya mendukung kepemimpinan global.
Tiga kandidat lainnya, Menteri Olahraga Kenya Amina Mohamed, Penasihat Kerajaan Arab Saudi Mohammad Al Tuwaijri, dan eks Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox, harus keluar dari area pencalonan karena tidak mendapat cukup dukungan dari 164 anggota WTO. WTO akan menggelar pemilihan putaran ketiga sekaligus final pada 19-27 Oktober 2020 mendatang. Target jabatan direktur jenderal terisi pada awal November berarti bertepatan dengan pemilu presiden Amerika Serikat.
"Saya kira tidak ada situasi politik dalam negeri di negara mana pun yang berpengaruh terhadap pemilihan ini, sejauh yang dapat saya katakan," ujar Rockwell.
Kandidat pemenang akan menghadapi tantangan yang berat dengan mencuatnya ketegangan global dan proteksionisme di tengah situasi pandemi Covid-19, yang paling kentara yakni antara China dan Amerika Serikat, juga tekanan untuk melakukan reformasi dalam lembaga.