REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Perusahaan biofarmasi Gilead Sciences pada Kamis (8/10) mengatakan telah setuju untuk menjual hingga 500 ribu rangkaian obat anti virus remdesivir ke Eropa, ketika benua itu berjuang untuk memasok satu dari hanya dua obat yang disetujui untuk mengobati pasien Covid-19.
Kesepakatan itu akan mencakup pembelian obat selama enam bulan ke depan untuk 27 negara Uni Eropa (EU), Inggris, enam negara Balkan, serta negara-negara Area Ekonomi Eropa lainnya yaitu Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia.
Beberapa negara Eropa mengatakan mereka mengalami kekurangan obat, yang stok globalnya hampir seluruhnya diamankan oleh Amerika Serikat. Spanyol, salah satu negara dengan jumlah infeksi tertinggi di Eropa, memiliki hampir 10.700 orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada Selasa (6/10).
Pembayaran akan dilakukan oleh negara yang membutuhkan obat tersebut. Perjanjian tersebut mencakup opsi untuk memperpanjang jangka waktu. Komisi Eropa, yang mengawasi pembelian bersama vaksin di EU, hanya setuju untuk menambah 30.000 program pengobatan awal dengan dosis tambahan untuk mencakup 3.400 pasien.
Gilead mengatakan perjanjian baru itu menggantikan kesepakatan awal yang dibiayai oleh Instrumen Dukungan Darurat Komisi Eropa dan dimaksudkan untuk memasok dari Agustus hingga Oktober. Perusahaan itu akan mulai memenuhi pesanan mulai Senin depan (12/10). Komisi Eropa mengatakan sedang mempersiapkan prosedur pengadaan bersama lebih lanjut untuk peralatan yang dibutuhkan selama pandemi yakni pembawa vaksin, wadah limbah, alat suntik, alat pelindung diri, dan bahan anestesi habis pakai.
Perusahaan itu juga berada dalam tahap akhir pengadaan obat-obatan untuk unit perawatan intensif.