REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para pemimpin lain Uni Eropa akan bersikeras pada aturan penegakan yang ketat untuk setiap kesepakatan perdagangan dengan Inggris.
Macron memperingatkan bahwa tawaran Perdana Menteri Boris Johnson untuk mengesampingkan perjanjian keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) telah menunjukkan bahwa kata-katanya tidak dapat dipercaya, seperti dilaporkan Financial Times.
Para diplomat Uni Eropa mengatakan para pemimpin, yang berpartisipasi pada pertemuan puncak yang dimulai pada Kamis, akan meminta kepala negosiator Brexit dari Uni Eropa Michel Barnier untuk memastikan tentang jaminan "lapangan bermain yang setara" untuk bisnis Eropa yang bersaing dengan perusahaan Inggris.
Prancis dan negara penangkap ikan lainnya di Uni Eropa akan menekankan tekad mereka untuk mempertahankan hak kuota di perairan Inggris. Hal itu membuat Barnier hanya memiliki ruang terbatas untuk membuat kesepakatan dengan Inggris.
Boris Johnson pada Ahad (12/10) mengatakan kepada Kanselir Jerman Angela Merkel bahwa kemajuan harus dibuat dalam perundingan kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dengan Uni Eropa dalam beberapa hari mendatang untuk menjembatani "kesenjangan yang signifikan", khususnya di bidang perikanan dan lapangan bermain yang seimbang.
Johnson mengulangi menyampaikan keyakinannya bahwa "sementara mencapai kesepakatan dalam beberapa hari mendatang akan bermanfaat bagi kedua belah pihak, Inggris juga bersiap untuk mengakhiri masa transisi".