REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows menjadi sorotan setelah enggan diwawancara mengenakan masker. Hal itu terjadi saat dia hendak menghadiri sidang calon hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) Amy Coney Barrett di Komite Kehakiman Senat pada Senin (12/10) waktu setempat.
Saat tengah berjalan di lorong, Meadows dicegat beberapa awak media untuk diwawancara. Menurut reporter Washington Post, Seung Min Kim yang berada di lokasi, saat itu jurnalis CNN Kristin Wilson meminta Meadows tetap mengenakan masker selama wawancara berlangsung.
Alih-alih mematuhi anjuran reporter CNN, Meadows justru menarik mikrofon ke arah dirinya seraya mundur beberapa langkah. Setelah itu dia melepas maskernya. Namun, tindakan itu tak direspons positif. "Saya berjarak lebih dari 10 kaki," kata Meadows menanggapi situasi tersebut.
Meadows akhirnya mengenakan maskernya kembali dan tak melanjutkan proses wawancara yang baru hendak dimulai. Saat berjalan melintasi awak media di hadapannya, dia berujar, "Saya tidak akan berbicara lewat masker."
Insiden Meadows terjadi ketika perwakilan jurnalis yang bekerja di sekitar Capitol Hill menyerukan kepada para pemimpin Kongres untuk menawarkan akses lebih lanjut ke pengujian dan pelacakan kontak. Para pejabat di sana pun diminta mematuhi pedoman kesehatan masyarakat secara ketat, termasuk mengenakan masker saat berinteraksi dengan awak media.
Pekan lalu Presiden AS Donald Trump dinyatakan positif Covid-19. Hal itu segera menjadi berita utama berbagai media internasional. Di AS, kabar tersebut menuai beragam reaksi. Tak sedikit warga yang merasa puas mendengar informasi tersebut mengingat Trump kerap meremehkan Covid-19 plus protokol kesehatan.
Trump diketahui sempat menolak penggunaan masker. Sejauh ini, AS masih menjadi dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Ia telah melaporkan lebih dari 7,7 juta kasus dengan korban meninggal melampaui 214 ribu jiwa.