REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pakar penyakit menular terkemuka di Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci mengatakan Presiden AS Donald Trump telah memperoleh kekebalan sementara terhadap Covid-19. Namun, hal itu tak bersifat permanen. Dia pun memperingatkan agar Trump tak sembarangan mengutip kata "imun" atau "kebal" dalam pernyataannya.
Fauci memberi penjelasan merespons pernyataan Trump yang menyatakan dia imun setelah terinfeksi Covid-19. "Jika yang dia (Trump) maksud adalah dia telah terinfeksi dan pulih, bahwa dia tidak akan terinfeksi lagi, itu benar untuk jangka waktu terbatas. Apa yang kita tidak tahu adalah berapa lama perlindungan itu bertahan," kata Fauci saat diwawancara reporter CNN Jake Tapper pada Senin (12/10).
Fauci menjelaskan secara teknis Trump telah pulih dan memiliki respons kekebalan dalam dirinya. Hal itu kemungkinan besar akan melindungi Trump dari infeksi ulang. Kendati demikian, dia memperingatkan bahwa terdapat kasus-kasus orang yang telah pulih dari Covid-19 kemudian terinfeksi kembali oleh virus corona. "Jadi Anda benar-benar harus berhati-hati agar Anda tidak sepenuhnya mengutip 'kebal'," ujar tokoh yang menjabat sebagai direktur di The National Institute of Allergy and Infectious Diseases tersebut.
Fauci pun tetap menganjurkan penggunaan masker. "Mereka telah menemukan bahwa jika Anda, 10 hari sejak timbulnya gejala, kemungkinannya sangat rendah bahwa Anda akan dapat menular - bahwa Anda akan dapat menularkannya. Jika Anda benar-benar ingin menyelesaikannya, Anda melakukan tes PCR (polymerase chain reaction) dan Anda menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki tingkat virus yang tidak akan menular," ucapnya.
Pada 2 Oktober lalu, Trump mengumumkan bahwa dia dan istrinya, Melania, positif Covid-19. Hal itu segera menjadi berita utama berbagai media internasional. Di AS kabar tersebut menuai beragam reaksi. Tak sedikit warga yang merasa puas mendengar informasi tersebut mengingat Trump kerap meremehkan Covid-19 plus protokol kesehatan. Trump diketahui sempat menolak penggunaan masker.
Namun, tim dokter yang menangani Trump menyatakan bahwa dia telah pulih dan negatif Covid-19. Sejauh ini, AS masih menjadi dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Ia telah melaporkan lebih dari 7,7 juta kasus dengan korban meninggal melampaui 214 ribu jiwa.