REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Menteri Luar Negeri Norwegia mengatakan Rusia dalang di balik upaya membobol sistem email parlemen Norwegia pada Agustus lalu. Ia menyebut serangan ini sebagai 'insiden penyusupan serius yang berdampak pada institusi demokrasi terpenting kami'.
"Berdasarkan asesmen kami Rusia yang berada di balik aktivitas ini," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Eriksen Soereide, Rabu (14/10).
Melalui unggahan di Facebook, Kedutaan Besar Rusia untuk Norwegia mengatakan 'tidak bukti yang sudah disajikan'. Mereka menambahkan tuduhan semacam itu 'tidak dapat diterima'. "Kami menganggap apa yang terjadi sebagai provokasi serius yang disengaja, merusak hubungan bilateral," kata Kedutaan Besar Rusia di Oslo.
Kepala Administratif Parlemen Norwegia Marianne Andreassen mengatakan 169 anggota parlemen Storting menjadi target serangan siber pada 24 Agustus lalu. "Email sejumlah anggota parlemen dan staf mereka diretas," katanya.
Ia menambahkan 'kuantitas data yang diunduh bermacam-macam'. Serangan siber yang segera berhenti itu sudah dilaporkan ke polisi.
Saat ini kepolisian Norwegia, (Politiets sikkerhetstjeneste (PST) sedang menyelidikinya. Parlemen mengatakan data pribadi seperti nomor jaminan sosial, informasi bank dan informasi lainnya serta data kontak para politisi yang menjadi target 'mungkin telah hilang'.