REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, bahwa pemerintahannya memiliki uang untuk mendapatkan vaksin virus corona tipe baru atau Covid-19. Namun, dia membutuhkan lebih banyak uang karena dia ingin memberikan vaksin kepada seluruh penduduk negaranya.
Pemerintah bertujuan untuk memberikan vaksin kepada semua orang di Filipina yang menurut Duterte kini berjumlah sekitar 113 juta orang. Namun, prioritas akan diberikan kepada orang miskin, polisi, dan personel militer.
"Semua harus memiliki vaksin tanpa kecuali," kata Duterte dalam pidato yang disiarkan televisi larut malam Rabu (14/10) waktu setempat, dikutip laman Channel News Asia.
Duterte mengulangi bahwa dia lebih suka pasokan vaksin Covid-19 yang datang dari Rusia dan China. Keduanya telah mengajukan permohonan untuk melakukan uji klinis untuk inokulasi mereka di Filipina.
"Bagi saya, China atau Rusia, saya baik-baik saja," kata Duterte. Selain Sinovac Biotech China dan Gamaleya Research Institute Rusia, Filipina juga mengevaluasi aplikasi unit Janssen Johnson & Johnson untuk melakukan uji coba fase 3 vaksin Covid-19.
Hal itu telah dilakukannya pembicaraan dengan pemasok vaksin potensial lainnya, termasuk pembuat obat AS Pfizer dan Moderna. Filipina mencatat 1.910 infeksi virus corona baru pada Rabu, dan 78 lebih kematian.
Total kasus di negara itu menjadi 346.536 kasus, tertinggi di Asia Tenggara, dan tercatat 6.449 kematian. Filipina juga sudah secara bertahap membuka kembali ekonomi untuk memungkinkan lebih banyak bisnis melanjutkan operasi dan lebih banyak orang kembali bekerja. Namun pembatasan parsial di dan sekitar ibu kota Manila tetap ada untuk menjaga penyebaran virus tetap terkendali.