REPUBLIKA.CO.ID, GANJA - Serangan Armenia di kota terbesar kedua di Azerbaijan, Ganja pada 11 Oktober, yang melanggar gencatan senjata kemanusiaan, menewaskan 10 warga sipil, dan menyebabkan tiga anak bayi kehilangan orang tua mereka.
Serangan itu menewaskan ayah Nilay yang berusia 2 tahun dan ibunya yang sedang hamil, dan dia berhasil diselamatkan dari reruntuhan oleh tim penyelamat.
Ayah Nilay Adil Aliyev dan neneknya Afak Aliyeva meninggal dalam serangan itu dan ibunya Gunay Aliyeva yang berada di bawah reruntuhan bangunan selama tiga jam kemudian diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit namun meninggal akibat luka-lukanya yang parah pada keesokan harinya.
“Mereka akan merayakan ulang tahun kedua Nilay enam hari kemudian. Tapi sekarang dia tidak punya ibu dan ayah,” kata bibinya, Rena Guliyeva.
“Dia terus-menerus menangis melihat orang tuanya. Kami mencoba mengalihkan perhatiannya dengan mengatakan 'Ibumu akan segera datang'," tutur bibinya.
Ali Ahmedov, sepupu Gunay mengatakan bahwa serangan Armenia menghancurkan hidup mereka. Nilay selamat karena berada di ruangan lain. Tim penyelamat mengambil Gunay dari reruntuhan.
Bentrokan baru-baru ini meletus antara kedua negara pada 27 September, dan sejak itu Armenia terus melakukan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan.
Banyak kekuatan dunia, termasuk Rusia, Prancis, dan AS, mendesak gencatan senjata baru. Turki, sementara itu, telah mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.
Hubungan antara kedua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan masih berada di bawah pendudukan ilegal Armenia selama hampir tiga dekade.
Kedua negara menyepakati gencatan senjata kemanusiaan, yang mempertimbangkan pertukaran mayat dan tahanan di Karabakh Atas, efektif sejak 10 Oktober, selama pertemuan trilateral menteri luar negeri Rusia, Azerbaijan, dan Armenia yang diadakan di Moskow.
Tetapi pasukan Armenia pada 11 Oktober melancarkan serangan rudal ke Ganja - meski wilayah tersebut berada di luar zona garis depan - mengakibatkan 10 korban jiwa dari warga sipil dan melukai 35 lainnya.
Jaksa Azerbaijan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa 42 warga sipil Azerbaijan tewas dan 206 warga sipil terluka akibat serangan Armenia pada 27 September-13 Oktober.