Jumat 16 Oct 2020 08:28 WIB

Para Ilmuwan Ramai-Ramai Kritik Trump dan Dukung Biden

Sikap Trump yang kerap mengabaikan sains selama pandemi justru menguntungkan Biden.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Calon presiden dari Partai Demokrat, mantan wakil presiden Joe Biden. Sikap Trump yang kerap mengabaikan sains selama pandemi justru menguntungkan Biden. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Carolyn Kaster
Calon presiden dari Partai Demokrat, mantan wakil presiden Joe Biden. Sikap Trump yang kerap mengabaikan sains selama pandemi justru menguntungkan Biden. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Serangan pejawat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada ilmuwan dan hasil penelitian membuahkan hasil. Beberapa jurnal ilmiah utama menyatakan penentangan terhadap Trump, bahkan memberikan dukungan terhadap kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pemilihan November mendatang.

Editorial jurnal ilmiah Nature pada Rabu (14/10) dengan lantang menuliskan judul Why Nature supports Joe Biden for US president. Sedangkan, jurnal akademik Science Magazine memuat judul Trump lied about science untuk volume 369 yang rilis 18 September.

Baca Juga

Gugatan terhadap Trump pun dirilis oleh jurnal medis mingguan yang diterbitkan oleh Massachusetts Medical Society, The New England Journal of Medicine, pada 8 Oktober. Editorialnya menampilkan judul Dying in a Leadership Vacuum.

Ketiga jurnal ilmiah utama ini bersuara atas serangan-serangan Trump selama ini atas klaimnya yang sering kali meragukan sains. Bahkan, presiden ini juga melakukan perselisihan paham dengan ilmuwan, termasuk dalam menanggapi pandemi virus corona.

Editorial Nature dengan tegas telah mengakui kekecewaan sejak pertama kali Trump terpilih menjadi presiden pada 2016. Namun, tim mencoba mengamati dan ternyata langkah itu diakui sebuah kesalahan.

"Tidak ada presiden AS dalam sejarah baru-baru ini yang tanpa henti menyerang dan merusak begitu banyak lembaga berharga, dari lembaga sains hingga media, pengadilan, Departemen Kehakiman, dan bahkan sistem pemilihan," ujar editorial jurnal yang menerbitkan beragam topik-topik ilmiah ini.

Tim Nature menyatakan Trump mengklaim menempatkan "America First". Namun dalam menanggapi pandemi, Trump telah menempatkan dirinya sendiri sebagai yang pertama, bukan Amerika.

Dengan penilaian panjang, Nature akhirnya menilai kalau Trump tidak dapat memimpin atau mempersatukan AS. Mereka melihat Biden, sebagai saingan Trump, justru sebaliknya.

"Dia telah menunjukkan bahwa dia menghormati nilai-nilai penelitian dan telah berjanji untuk bekerja memulihkan hubungan global AS yang retak. Untuk alasan ini, Nature mendukung Biden dan mendesak para pemilih untuk memberikan suara untuknya pada 3 November," ujar editorial Nature.

Desakan serupa pun muncul di Science Magazine. Pembuka editorial jurnal ini langsung menyerang Trump dengan mengatakan para ilmuwan tercengang melihat kekurangannya pemahaman tentang ancaman ketika virus corona mulai masuk AS sekitar Februari atau Maret.

"Tapi sekarang, seorang presiden AS telah dengan sengaja berbohong tentang sains dengan cara itu berbahaya bagi kesehatan manusia dan secara langsung menyebabkan kematian luas orang Amerika. Ini mungkin momen paling memalukan dalam sejarah kebijakan sains AS" ujar Pemimpin Redaksi Science Magazine, H. Holden Thorp.

Throp pun memberi sorotan atas sikap pemerintah Trump yang mencoba membungkam beberapa ahli di AS. Dia mengambil contoh dokter dan pakar imunologi, Anthony Fauci, untuk tidak banyak memberikan komentar dalam menangani pandemi.

Sedangkan The New England Journal of Medicine mencoba menyenggol Trump dengan lebih halus. Tulisan editorialnya melakukan sindiran atas sikap pemimpin dunia dalam menanggapi pandemi virus corona yang masih terjadi.

Namun setelah itu, jurnal ini memfokuskan kritikan terhadap penanganan di AS. Dengan mengambil data Johns Hopkins Center for Systems Science and Engineering, tim editorial mencoba menunjukan penanganan yang sangat buruk di AS.

"Tanggapan para pemimpin bangsa kita secara konsisten tidak memadai," ujar The New England Journal of Medicine.

Mendekati akhir tulisan, salah satu jurnal medis yang paling bergengsi ini langsung menunjukkan jari kepada pemerintah federal yang merusak langkah yang diambil negara bagian dan kota dalam menghadapi pandemi. Bahkan, lembaga-lembaga kesehatan yang seharusnya memiliki peran besar malah disingkirkan dan mendapatkan peran kecil.

"Para pemimpin kita saat ini telah melemahkan kepercayaan pada sains," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement