REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan dunia seharusnya lebih khawatir dengan uji coba rudal China dibandingkan Korea Utara (Korut). Walaupun, Pyongyang baru saja memamerkan rudal balistik interkontinental (ICMB) mereka yang baru.
"Seberapa khawatir Anda dengan ICBM ini? Menurut Anda seberapa besar ancamannya terhadap warga Amerika? Dan apakah Anda yakin diplomasi yang dilancarkan oleh Anda dan oleh Presiden Trump dengan Korea Utara telah berhasil mengurangi ancaman?" kata wartawan dalam konferensi pers, Jumat (16/10).
"Ya," jawab Pompeo menjawab pertanyaan yang terakhir, seperti dikutip media Rusia, Sputnik News.
"Ya, tapi apakah Anda khawatir dengan rudal-rudal ini," kata wartawan tersebut yang terinterupsi tawa menteri luar negeri AS.
"Penting untuk diketahui kapan sebuah bangsa membangun program rudal, yang paling penting yang mereka lakukan untuk memastikannya berfungsi adalah menguji rudal-rudal tersebut," kata Pompeo.
Ia menekankan, tahun lalu Beijing 'menggelar uji coba rudal lebih banyak dibandingkan negara-negara lain di seluruh dunia'. Sementara itu, tahun lalu Korut sama sekali tidak melakukan uji coba ICBM.
"Hal yang sama juga berlaku tahun lalu," kata Pompeo.
Ia mengatakan, walaupun Korut memang belum sepenuhnya terdenuklirisasi seperti yang diharapkan Washington dalam negosiasi-negosiasi tahun lalu. Tapi, menurut Pompeo, diplomasi Trump telah mengurangi ancaman dari Korut.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper juga khawatir dengan program rudal Korut. Menurutnya, hal tersebut masih menjadi ancaman bagi AS.
"Saya sepakat program rudal balistik dan nuklir Korea Utara masih menjadi ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas di kawasan dan di seluruh dunia," kata Esper sebelum bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
