REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), Datuk Seri Anwar Ibrahim, mengunjungi Kepolisian Kerajaan Malaysia di Bukit Aman dengan menggunakan pintu belakang. Dia berhasil mengelak dari media yang berkumpul di luar pintu masuk utama sejak pukul 14.00 pada Jumat (16/10).
Wakil Direktur Departemen Investigasi Kriminal (CID) Bukit Aman, Faridalathrash Wahid, membenarkan bahwa Anwar tiba di Bukit Aman pada pukul 15.00. Anwar awalnya diharuskan pergi ke markas polisi federal pada Senin (12/10) tetapi ditunda.
Direktur CID Bukit Aman, Datuk Huzir Mohamed, mengatakan sebelumnya bahwa panggilan untuk Anwar sebagai bagian dari penyelidikan atas kasus berdasarkan Bagian 505 (b) KUHP dan Bagian 233 Komunikasi dan Multimedia Act. Dia mendapatkan pengaduan dari beberapa partai politik setelah menyatakan klaim memiliki dukungan mayoritas untuk jabatan perdana menteri.
Pada Selasa (13/10), Anwar melakukan pertemuan dengan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah untuk memberikan bukti klaimnya.Setelah itu, beberapa laporan polisi telah diajukan karena Anwar menyatakan mendapatkan dukungan lebih dari 120 anggota parlemen dalam upayanya untuk membentuk pemerintahan berikutnya.
Klaim Anwar tersebut banyak yang meragukan, termasuk mantan Perdana Menteri dan guru politiknya Mahathir Mohamad. "Ini adalah hal yang sering diucapkan Anwar ... Sudah tiga kali dia mengklaim mendapat dukungan bahwa dia akan menjadi perdana menteri yang benar, hanya untuk menemukan bahwa dia tidak memiliki dukungan," kata Mahathir.