REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah kota di China menawarkan vaksin Covid-19 eksperimental Sinovac Biotech kepada para pekerja penting dan kelompok berisiko tinggi lainnya sebagai bagian dari program nasional dengan biaya sekitar 60 dolar AS (sekitar Rp 885 ribu). Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) Kota Jiaxing mengatakan dalam sebuah pernyataan di WeChat bahwa dua dosis kandidat vaksin, yang disebut CoronaVac, akan menelan biaya 200 yuan (sekira Rp440 ribu) per dosis. Vaksinasi untuk kelompok-kelompok utama termasuk profesional medis telah dimulai.
Otoritas China hingga saat ini belum merilis rincian harga untuk vaksin Covid-19 potensial. Ratusan ribu orang telah diberi vaksin eksperimental dalam uji coba tahap akhir sebagai bagian dari program inokulasi darurat yang diluncurkan pada Juli. Tidak jelas apakah harga vaksin yang dipasarkan di Jiaxing termasuk subsidi. CDC kota menolak berkomentar.
Sinovac tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Vaksinnya sedang dalam uji coba tahap akhir di Brazil, Indonesia, dan Turki. Perusahaan mengatakan bahwa analisis sementara dari data uji coba tahap 3 bisa dilakukan paling cepat November.
Bio Farma, sebuah perusahaan milik negara di Indonesia yang telah mencapai kesepakatan untuk setidaknya 40 juta dosis dari Sinovac, mengatakan minggu ini vaksin tersebut akan dihargai sekitar Rp200 ribu per dosis jika nanti tersedia.
China mengatakan bahwa meskipun keuntungan yang wajar bagi perusahaan diizinkan, harga vaksin Covid-19 harus terjangkau.
China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) mengatakan pada Agustus bahwa kandidat vaksin yang dikembangkan oleh satu unit mungkin berharga tidak lebih dari 1.000 yuan (sekitar Rp2,2 juta) untuk dua suntikan. Seorang pejabat di Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, bagaimanapun, harganya akan lebih rendah.