REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Juru bicara ISIS meminta pendukung kelompok tersebut agar menargetkan orang Barat, pipa minyak, dan infrastruktur ekonomi di Arab Saudi.
"Targetnya segudang ... Mulai dari menghantam dan menghancurkan pipa minyak, pabrik dan fasilitas yang menjadi sumber (pendapatan) pemerintah tiran tersebut," kata juru bicara, Abu Hamza al-Muhajir, melalui rekaman suara di saluran telegram resmi ISIS.
Ia mengatakan kerajaan Arab Saudi mendukung normalisasi dengan Israel dengan membuka wilayah udara mereka untuk penerbangan Israel menuju negara tetangga Teluk. Sejumlah ancaman muncul ketika Bahrain mengikuti jejak Uni Emirat Arab untuk meresmikan hubungan dengan Israel bulan lalu.
Arab Saudi, yang menjadi rumah bagi situs paling suci umat Muslim sekaligus pengekspor minyak terbesar di dunia, menekankan perlunya meningkatkan upaya untuk mencapai kesepakatan perdamaian, yang abadi dan berkelanjutan dalam konflik Palestina dan Israel.