Senin 19 Oct 2020 18:03 WIB

ISIS Serukan Anggotanya Serang Arab Saudi, Ini Alasannya 

ISIS menyerukan penyerangan terhadap situs dan orang Barat di Arab Saudi.

Rep: Dea Alvi Soraya/Umar Mukhtar  / Red: Nashih Nashrullah
ISIS menyerukan penyerangan terhadap situs dan orang Barat di Arab Saudi. Ilustrasi militan ISIS
Foto: AP Photo
ISIS menyerukan penyerangan terhadap situs dan orang Barat di Arab Saudi. Ilustrasi militan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Seorang juru bicara ISIS meminta pendukung kelompok militan untuk menargetkan orang Barat, dan fasilitas infrastruktur dan ekonomi yang menjadi sumber pendapatan pemerintah Arab Saudi.

 

Baca Juga

"Targetnya banyak ... Mulailah dengan menghancurkan pipa minyak, pabrik dan fasilitas yang menjadi sumber (pendapatan) pemerintah tiran," kata juru bicara Abu Hamza al-Muhajir dalam rekaman pidatonya melalui saluran telegram resmi kelompok militan yang dikutip di Reuters, Senin (19/10).  

 

Al-Muhajir mengatakan, kerajaan Arab Saudi telah mendukung normalisasi dengan Israel dengan membuka wilayah udaranya untuk penerbangan Israel ke negara-negara Teluk tetangga.  

 

Lebih lanjut,  Al-Muhajir mengatakan, kesepakatan dengan negara Yahudi yang ditandatangani pada bulan lalu itu sama saja dengan pengkhianatan terhadap Islam. Dia pun mendesak pejuang ISIS dan Muslim lain untuk melakukan serangan anti-Barat di Saudi, negara dengan berbagai situs tersuci bagi umat Islam.

 

Bagi ISIS, Bahrain dan UEA keduanya adalah sekutu Arab Saudi. Saudi hingga saat ini diketahui belum menormalisasi hubungan dengan Israel tetapi dilaporkan bekerja di belakang layar dan memberikan desakan kepada UEA dan Bahrain untuk mencapai kesepakatan masing-masing dengan negara Yahudi tersebut.

 

Dalam rekaman terakhir ISIS yang dipublikasikan pada Januari lalu, juru bicara ISIS menyerukan serangan terhadap target Yahudi untuk melawan proposal perdamaian Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, yang dipresentasikan beberapa hari kemudian.   

 

Ancaman mulai muncul saat Bahrain memutuskan mengikuti Uni Emirat Arab untuk menyetujui kerjasama normalisasi hubungan dengan Israel.

 

Arab Saudi, yang diketahui sebagai negara pengekspor minyak terbesar di dunia, telah menekankan perlunya meningkatkan upaya untuk mencapai kesepakatan perdamaian yang langgeng dan berkelanjutan antara Palestina dan Israel.

 

Sementara itu, ISIS menyerbu sebagian besar Suriah dan negara tetangga Irak pada 2014. Mereka memproklamasikan "kekhalifahan" di tanah yang dikuasainya. Sejak itu, beberapa serangan militer, termasuk yang didukung oleh koalisi internasional pimpinan AS, telah menyebabkan ISIS kehilangan sebagian besar wilayah yang pernah dikuasainya.

 

Hal itu juga menyebabkan hilangnya ibu kota de facto mereka, Raqqa, di Suriah. Meski kehilangan kekhalifahan fisik, ribuan pejuang ISIS tetap berada di Irak dan Suriah. Kelompok tersebut terus melancarkan serangannya.

 

 

 

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-saudi-isis-security/islamic-state-calls-on-its-fighters-to-target-westerners-in-saudi-arabia-idUSKBN2730PY?rpc=401&  

 

 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement